Antarajabar.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher memimpin Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2016 Bank Jabar Banten di Hotel Aryaduta Kota Bandung, Rabu.
Hadir dalam RUPS antara lain Direktur Utama bank bjb Ahmad Irfan dan jajaran direksi serta para pemegang saham.
Dalam paparannya, Dirut bank bjb Ahmad Irfan mengatakan bank bjb menutup tahun 2016 dengan hasil positif yakni membukukan pertumbuhan laba bersih 14,4 persen "year-on-year" (y-o-y).
Menurut dia, faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih bank bjb berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 23,4 persen y-o-y.
"Dan pada akhir tahun 2016, bank bjb juga berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi sebesar 1,69 persen dari 2,91 persen pada tahun 2015," kata Irfan dalam siaran persnya.
Selain itu, menurut dia, bank bjb juga terus memperkuat posisi sebagai lembaga intermediasi yang ditunjukkan dengan keberhasilan bankbjb mencatatkan pertumbuhan kredit mencapai 14,2 persen (y-o-y).
Kemudian dari sisi segmentasi, bank bjb terus meningkatkan penyaluran kredit ke seluruh segmen bisnis dengan pertumbuhan tertinggi pada segmen konsumer yang mencapai 15,7 persen menjadi Rp44,2 triliun pada Desember 2016.
"Biaya dana terjaga di level 4.9 persen sehingga 'net interest margin' (NIM) dapat mencapai sebesar 7.4 persen. Dari sisi permodalan saat ini rasio kecukupan modal (CAR) menjadi sebesar 18,4 persen dan memberikan ruang yang cukup untuk melakukan ekspansi bisnis di masa yang akan datang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
Hadir dalam RUPS antara lain Direktur Utama bank bjb Ahmad Irfan dan jajaran direksi serta para pemegang saham.
Dalam paparannya, Dirut bank bjb Ahmad Irfan mengatakan bank bjb menutup tahun 2016 dengan hasil positif yakni membukukan pertumbuhan laba bersih 14,4 persen "year-on-year" (y-o-y).
Menurut dia, faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih bank bjb berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 23,4 persen y-o-y.
"Dan pada akhir tahun 2016, bank bjb juga berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi sebesar 1,69 persen dari 2,91 persen pada tahun 2015," kata Irfan dalam siaran persnya.
Selain itu, menurut dia, bank bjb juga terus memperkuat posisi sebagai lembaga intermediasi yang ditunjukkan dengan keberhasilan bankbjb mencatatkan pertumbuhan kredit mencapai 14,2 persen (y-o-y).
Kemudian dari sisi segmentasi, bank bjb terus meningkatkan penyaluran kredit ke seluruh segmen bisnis dengan pertumbuhan tertinggi pada segmen konsumer yang mencapai 15,7 persen menjadi Rp44,2 triliun pada Desember 2016.
"Biaya dana terjaga di level 4.9 persen sehingga 'net interest margin' (NIM) dapat mencapai sebesar 7.4 persen. Dari sisi permodalan saat ini rasio kecukupan modal (CAR) menjadi sebesar 18,4 persen dan memberikan ruang yang cukup untuk melakukan ekspansi bisnis di masa yang akan datang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017