Antarajabar.com - Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Alam, Luhut Binsar Pandjaitan mengharapkan para ahli untuk terjun langsung dan berkontribusi dalam ketahanan energi di Indonesia dan mendorong terciptanya inovasi untuk kesejahteraan masyarakat.

"Ketahanan energi  amat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, saya berharap para ahli ikut berkontribusi mencurahkan kemampuan dan gagasannya dalam mendukung ketahanan energi," kata Luhut pada seminar nasional dan Temu Alumni 2016 Ikatan Alumni Geologi ITB di Kampus ITB Kota Bandung, Sabtu.
 
Pada kesempatan itu, ia berharap seluruh ahli geologi ITB baik yang berkiprah di kampus maupun di luar kampus untuk memberikan kontribusinya dengan memunculkan inovasi dan kreatifitas guna mendukung program energi yang digulirkan pemerintah.

"ITB juga punya peran untuk mendesign pemanfaatan energi non fosil,  pemerintah memberi kesempatan kepada perguruan tinggi, termasuk  ITB untuk bisa bekerja sama dan berkontribusi," katanya.

Ia menyebutkan ketergantungan terhadap impor minyak membuat ekonomi dianggap cepat panas. Sehingga perlu dicari alternatif energi baru terbarukan dan alternatif  dalam negeri sehingga pertumbuhan ekonomi bisa cepat tumbuh lebih cepat tanpa kepanasan.

"Meski  dengan biaya yang tidak kecil dalam pembiyaannya banyak investor yang mau berpartisipasi dalam  pembangunan infrastuktur. Dan  alumni jurusan teknik geologi memberi kontribusi yang sangat besar untuk meningkatkan ketahanan energi Indonesia," katanya.
 
Ia menyebutkan, tingginya impor minyak, mendorong terjadinya defisit neraca perdagagan sektor migas. Kondisi itu menurut dia perlu diatasi segera untuk menjaga ekonomi tetap tumbuh termasuk menjaga iklim investasi sektor itu.

Untuk meningkatkan investasi sektor migas, kata dia dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan memperbaiki iklim investasi  melalui  deregulasi dan dukungan daerah yaitu kebijakan ramah investasi juga meningkatkan kegiatan eksplorasi. Kemudian hilirisasi  dalam bidang pertokimia dengan menciptakan nilai tambah tinggi dalam pengembangan wilayah dan pupuk yang mendukung ketahanan pangan.

Selain itupengembangan kawasan pertumbuhan dimana ada kebijakan untuk membangun pusat pertumbuhan ekonomi berbasis khas di kawasan timur dan di kawasan perbatasan Indonesia. Selain itu  juga pengembangan industri turunan dan kajian lingkungan.

Ia menyebutkan, untuk pembangunan infrastruktur energi dalam lima tahun ke depan telah dibutuhkan anggaran untuk ketenagalistrikan mencapai Rp980 triliun dan sektor minyak dan gas senilai Rp507 triliun.

Sementra itu Rektor ITB Kadarsyah Suryadi menyatakan, melalui seminar nasional dan temu Alumni Geologi ITB itu diharapkan mampu memberikan kontribusi yang berguna untuk masa depan Indonesia dalam jangka panjang.

"Pertemuan ini tak membahas Indonesia dalam satu dua tahun ke depan, tapi untuk lima, sepuluh, dua puluh hingga seratusan tahun ke depan," kata Kadarsyah Suryadi.

Seminar nasional itu diikuti oleh para pakar dan alumni Geologi ITB serta menghadirkan sejumlah nara sumber dan pakar energi dari ITB lainnya.








Pewarta: Hanifa

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016