Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memperkuat kolaborasi lintas sektor dengan melakukan berbagai upaya untuk mencapai target nol (zero) stunting.

Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Dharmawan mengungkapkan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci penanganan stunting, mulai dari penyediaan layanan kesehatan ibu dan anak, konseling kesehatan dan gizi, hingga layanan air bersih dan sanitasi.

“Stunting harus ditangani dengan menyelesaikan akar permasalahannya, seperti kesejahteraan keluarga, akses air bersih, lingkungan sehat, dan edukasi keluarga,” kata Dharmawan di Bandung, Jumat.

Dharmawan menekankan pentingnya data akurat dalam upaya menurunkan angka stunting secara cepat dan tepat di Kota Kembang.

Dia mengatakan, telah menginstruksikan seluruh jajaran serta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk memperhatikan dan memperbarui data secara cepat, sehingga intervensi dapat dilakukan secara efektif.

“Data yang disampaikan ini berjenjang, mulai dari tingkat Kelurahan dan saat ini di kecamatan. Data tersebut merupakan garis dasar yang mendasar,” kata dia.

Ia menambahkan, upaya penurunan angka stunting juga perlu diintegrasikan dengan sejumlah aspek lainnya, seperti kesehatan, ketahanan pangan, inflasi, dan aspek terkait lainnya.

“Dengan data yang ada, kami berharap rencana tindak lanjut intervensi gizi spesifik dan sensitif dapat terintegrasi dengan baik untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kota Bandung,” kata Dharmawan.


Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kenny Dewi Kaniasari mengungkapkan prevalensi angka stunting di Kota Bandung telah mencapai angka 12,4 persen atau melebihi target nasional sebesar 14 persen pada 2024.

“Data terakhir angka prevalensi stunting Kota Bandung, berdasarkan data dari elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) berada pada 12,4 persen. Angka tersebut, sesuai dengan target RPJMN, yaitu di bawah 14 persen," kata Kenny.

Kenny menilai, penurunan prevalensi angka stunting ini harus dilakukan berbagai upaya salah satunya melalui intevensi gizi sensitif.

“Karena masalah stunting ini tidak melulu soal asupan gizi, tapi juga aspek pola asuh, aspek Infrastruktur, lingkungan kemudian juga perilaku bersih dan sehat,” katanya.


 

Pewarta: Rubby Jovan Primananda

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024