Antarajabar.com - Direktur Utama PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Virda Dimas Ekaputra menyatakan lebih dari 40 investor dalam dan luar negeri tertarik untuk berinvestasi dalam pembangunan sisi darat Bandara Kertajati  di Kabupaten Majalengka.

"Ini ada yang hadir (investor luar negeri) di antaranya dari Swiss, kemudian dari Turki, Munich Airport (Jerman), Qatar, kemudian ada India. Selain itu ada juga investor dalam negeri" kata Virda Dimas Ekaputra, pada acara Temu Investor, di Kota Bandung, Kamis.

Ia menjelaskan alasan pihaknya menggelar acara "Market Sounding" atau temu investor BIJB karena selama ini banyak mitra strategis yang bertanya tentang pembangunan bandara terbesar di Provinsi Jabar tersebut.

"Kita sering ditanya, bagaimana untuk bisa menjadi mitra strategis BIJB, maka mulai hari ini kita secara resmi menginformasikan tender proses. Jadi kita seleksi mitra strategis itu menggunakan tender proses, kenapa tender karena dengan bijb sebagai BUMD untuk bermitra dengan swasta karena ada aset daerah maka kita pilih tender," kata dia.

Ia mengatakan melalui kegiatan tersebut pihaknya juga mengundang para investor dalam dan luar negeri untuk kemudian diseleksi menjadi mitra strategis dalam pembangunan sisi darat Bandara Kertajati.

"Kita undang di sini untuk menginformasikan proses tender dan data-data yang dibutuhkan untuk tender, setelah market sounding maka masuk tahapan pra kualifikasi, yang akan dilaksanakan minggu kedua bulan Januari 2016.

Menurut dia, bag investor/peserta tender yang berminat menyerahkan dokumennya maka pihaknya akan membuat list dokumen apa saja yang harus dipenuhi setelah itu akan dikerucutkan jumlah investornya.

"Jadi tender ini untuk memilih dari calon investor, jadi nanti ada satu tahapan request for proposoal, mereka akan mensubmit proposal yang ditawarkan ke PT BIJB, tawaran itu akan kita lihat dan seleksi mana yang terbaik untuk BIJB," ujar dia.

Lebih lanjut ia mengatakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009, operator asing boleh ikut dalam lelang ini dan pihaknya juga telah mengkonsultasikan hal ini dengan Kementerian Perhubungan.

Sesuai aturan yang berlaku, kata dia, maka investor asing boleh punya saham maksimum 49 persen dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menginstruksikan agar saham asing diberikan alokasi minimal 40 persen.

"Undang-undang memperbolehkan, kita juga sudah audiensi dengan pak menteri dan enggak ada masalah," kata dia Virda.

Ia mengatakan dalam lelang tersebut pihaknya mencari mitra strategis selain PT Angkasa Pura II karena pada awalnya badan usaha milik negara tersebut mendapat opsi pertama dengan pertimbangan sharing market dari Bandara Husein Sastratnegara, Bandung, ke BIJB, Majalengka.

Akan tetapi seiring berjalannya waktu, rencana joint venture antara PT BIJB dan PT Angkasa Pura berujung kebuntuan meski PT BIJB sudah memberikan cukup waktu pertimbangan kepada AP II. 


Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015