Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Ilham Akbar Habibie menilai konektivitas yang baik dengan Bandung sebagai kota terbesar sekaligus ibu kota Jabar, menjadi kunci berhasilnya optimalisasi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka.
Hal ini diungkapkan Ilham mengingat ketika Jawa Barat masih beroperasinya Bandara Internasional Husein Sastranegara, bisa sampai ada empat hingga enam penerbangan ke luar negeri (Kualalumpur dan Singapura) dalam sehari, sementara saat ini baru ada satu penerbangan langsung ke Singapura dari Kertajati.
Baca juga: Pj Gubernur Jabar: Ciayumajakuning punya potensi wisata besar
"Itu menurut saya perlu kita tegakkan kembali. Tapi kuncinya adalah konektivitas ke kota Bandung menurut saya ya yang harus baik," kata Ilham di selamat kunjungannya ke PTDI Bandung, Sabtu.
Dia menjelaskan dengan adanya jalur tol yang menghubungkan Bandung dan Kertajati (Cisumdawu), perjalanan dari pusat kota ke bandara akan terasa singkat antara satu hingga satu jam setengah.
Karenanya, lanjut dia, harus dihadirkan transportasi yang nyaman, terjangkau biayanya dan handal dalam ketepatan waktu.
"Jadi hanya dengan koneksi bersama Bandung itu bisa kita harapkan adanya peningkatan dari jumlah penumpang yang akan terbang dari dan ke Kertajati. Kalau itu sudah mulai dengan penumpang ke Bandung, maka yang lain-lain akan ikut, tapi lokomotifnya Bandung," ujarnya.
Ke depannya, kata Ilham, konektivitas Bandung dan Kertajati, bisa dilaksanakan dengan kereta api yang diakuinya butuh waktu untuk direalisasikan.
"Untuk yang segera, karena infrastrukturnya telah ada (jalan tol), ya dengan bus. Tapi harus benar-benar dioptimalkan," ucapnya.
Dalam kunjungan ke PTDI ini, Ilham Habibie selain menyapa masyarakat, juga menyambangi pesawat N250, karya visioner mendiang ayahnya, BJ Habibie, yang menjadi tonggak penting dalam sejarah teknologi penerbangan nasional.
Pesawat N250, yang dirancang dengan teknologi mutakhir pada masanya, adalah salah satu bukti nyata dari kemampuan bangsa Indonesia dalam menciptakan produk dirgantara berstandar internasional. Pesawat ini dilengkapi dengan teknologi fly-by-wire, yang menjadikannya pesawat regional pertama di dunia yang mengadopsi sistem kendali canggih tersebut.
Hal ini diungkapkan Ilham mengingat ketika Jawa Barat masih beroperasinya Bandara Internasional Husein Sastranegara, bisa sampai ada empat hingga enam penerbangan ke luar negeri (Kualalumpur dan Singapura) dalam sehari, sementara saat ini baru ada satu penerbangan langsung ke Singapura dari Kertajati.
Baca juga: Pj Gubernur Jabar: Ciayumajakuning punya potensi wisata besar
"Itu menurut saya perlu kita tegakkan kembali. Tapi kuncinya adalah konektivitas ke kota Bandung menurut saya ya yang harus baik," kata Ilham di selamat kunjungannya ke PTDI Bandung, Sabtu.
Dia menjelaskan dengan adanya jalur tol yang menghubungkan Bandung dan Kertajati (Cisumdawu), perjalanan dari pusat kota ke bandara akan terasa singkat antara satu hingga satu jam setengah.
Karenanya, lanjut dia, harus dihadirkan transportasi yang nyaman, terjangkau biayanya dan handal dalam ketepatan waktu.
"Jadi hanya dengan koneksi bersama Bandung itu bisa kita harapkan adanya peningkatan dari jumlah penumpang yang akan terbang dari dan ke Kertajati. Kalau itu sudah mulai dengan penumpang ke Bandung, maka yang lain-lain akan ikut, tapi lokomotifnya Bandung," ujarnya.
Ke depannya, kata Ilham, konektivitas Bandung dan Kertajati, bisa dilaksanakan dengan kereta api yang diakuinya butuh waktu untuk direalisasikan.
"Untuk yang segera, karena infrastrukturnya telah ada (jalan tol), ya dengan bus. Tapi harus benar-benar dioptimalkan," ucapnya.
Dalam kunjungan ke PTDI ini, Ilham Habibie selain menyapa masyarakat, juga menyambangi pesawat N250, karya visioner mendiang ayahnya, BJ Habibie, yang menjadi tonggak penting dalam sejarah teknologi penerbangan nasional.
Pesawat N250, yang dirancang dengan teknologi mutakhir pada masanya, adalah salah satu bukti nyata dari kemampuan bangsa Indonesia dalam menciptakan produk dirgantara berstandar internasional. Pesawat ini dilengkapi dengan teknologi fly-by-wire, yang menjadikannya pesawat regional pertama di dunia yang mengadopsi sistem kendali canggih tersebut.