Petugas gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berhasil mengevakuasi pemimpin pondok pesantren atas nama KH Yahya warga Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi yang tertimbun longsor sekitar 5 meter, Jumat dini hari.
Kepala BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya di Cianjur, Jumat, mengatakan hujan lebat dengan intensitas lebih dari dua jam melanda sebagian besar wilayah Cianjur termasuk Kecamatan Sukaresmi sehingga memicu terjadinya longsor di empat kampung di Desa Sukaresmi.
“Longsor tebing terjadi di Kampung Leuwi Nanggung, Jalan Raya Sukaresmi, Jalan Bakom-Salagombong, dan Kampung Cikujang, sehingga menutup akses jalan dan merusak rumah warga," katanya.
Pihaknya mencatat dari sejumlah titik longsor sebagian besar menutup akses jalan dan hanya beberapa rumah yang rusak tertimpa material longsor terutama di bagian belakang rumah, tidak ada korban jiwa atau warga yang mengungsi, namun warga diminta meningkatkan kesiapsiagaan terutama saat hujan turun deras.
Dia menjelaskan untuk longsor di Kampung Cikujang yang membuat rumah pimpinan pondok pesantren tertimbun beserta pemiliknya, sehingga petugas gabungan dibantu warga sekitar langsung melakukan pencarian dan mengevakuasi korban.
Saat ditemukan kondisi korban setengah tidak sadar dan langsung dibawa ke puskesmas setempat guna mendapat pertolongan medis karena korban sempat mengalami sesak nafas dan mengeluh sakit di bagian dada.
"Jumat siang korban sudah diperbolehkan pulang namun mendapat pengawasan dari tenaga kesehatan, guna memastikan kondisi pimpinan pondok pesantren itu kembali pulih seperti semula," katanya.
Pihaknya mencatat selama sepekan terakhir terjadi tiga bencana alam longsor dan pergerakan tanah, namun dari tiga kejadian tidak ada korban jiwa namun warga sempat mengungsi guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan seperti di Kecamatan Pagelaran dan Sukanagara.
"Untuk pergerakan tanah di Kecamatan Sukanagara, sekitar 11 kepala keluarga mengungsi dan longsor di Kecamatan Pagelaran membuat tiga kepala keluarga mengungsi, kami sudah menyiapkan sejumlah tempat pengungsian ketika bencana alam terus meluas," katanya.
Untuk melakukan penanganan cepat ketika terjadi bencana alam, pihaknya sudah menyiagakan 1.800 Relawan Tangguh Bencana (Retana) di seluruh wilayah Cianjur, bahkan relawan diminta untuk membuat laporan harian terutama saat hujan turun deras dan melihat tanda alam.
“Relawan akan meminta warga yang tinggal di dataran tinggi untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana longsor dan pergerakan tanah sedangkan di dataran rendah diimbau siaga banjir,” katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Kepala BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya di Cianjur, Jumat, mengatakan hujan lebat dengan intensitas lebih dari dua jam melanda sebagian besar wilayah Cianjur termasuk Kecamatan Sukaresmi sehingga memicu terjadinya longsor di empat kampung di Desa Sukaresmi.
“Longsor tebing terjadi di Kampung Leuwi Nanggung, Jalan Raya Sukaresmi, Jalan Bakom-Salagombong, dan Kampung Cikujang, sehingga menutup akses jalan dan merusak rumah warga," katanya.
Pihaknya mencatat dari sejumlah titik longsor sebagian besar menutup akses jalan dan hanya beberapa rumah yang rusak tertimpa material longsor terutama di bagian belakang rumah, tidak ada korban jiwa atau warga yang mengungsi, namun warga diminta meningkatkan kesiapsiagaan terutama saat hujan turun deras.
Dia menjelaskan untuk longsor di Kampung Cikujang yang membuat rumah pimpinan pondok pesantren tertimbun beserta pemiliknya, sehingga petugas gabungan dibantu warga sekitar langsung melakukan pencarian dan mengevakuasi korban.
Saat ditemukan kondisi korban setengah tidak sadar dan langsung dibawa ke puskesmas setempat guna mendapat pertolongan medis karena korban sempat mengalami sesak nafas dan mengeluh sakit di bagian dada.
"Jumat siang korban sudah diperbolehkan pulang namun mendapat pengawasan dari tenaga kesehatan, guna memastikan kondisi pimpinan pondok pesantren itu kembali pulih seperti semula," katanya.
Pihaknya mencatat selama sepekan terakhir terjadi tiga bencana alam longsor dan pergerakan tanah, namun dari tiga kejadian tidak ada korban jiwa namun warga sempat mengungsi guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan seperti di Kecamatan Pagelaran dan Sukanagara.
"Untuk pergerakan tanah di Kecamatan Sukanagara, sekitar 11 kepala keluarga mengungsi dan longsor di Kecamatan Pagelaran membuat tiga kepala keluarga mengungsi, kami sudah menyiapkan sejumlah tempat pengungsian ketika bencana alam terus meluas," katanya.
Untuk melakukan penanganan cepat ketika terjadi bencana alam, pihaknya sudah menyiagakan 1.800 Relawan Tangguh Bencana (Retana) di seluruh wilayah Cianjur, bahkan relawan diminta untuk membuat laporan harian terutama saat hujan turun deras dan melihat tanda alam.
“Relawan akan meminta warga yang tinggal di dataran tinggi untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana longsor dan pergerakan tanah sedangkan di dataran rendah diimbau siaga banjir,” katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024