Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka, Jawa Barat, mengintensifkan pelaksanaan program Gerakan Pangan Murah (GPM) di beberapa titik di daerah itu sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi khususnya sepanjang Oktober 2024.
 
Penjabat (Pj) Bupati Majalengka Dedi Supandi di Majalengka, Rabu, mengatakan gerakan ini merupakan bentuk kolaborasi antara berbagai pihak mulai dari pengusaha, Bulog, produsen hingga petani, untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.
 
Baca juga: Majalengka gencarkan GPM guna jaga inflasi pada September
 
“Kami melibatkan semua pihak dalam GPM ini, mulai dari pengusaha, Bulog, produsen, hingga petani, demi memastikan ketersediaan pangan dengan harga terjangkau,” katanya.
  
Ia menyebutkan saat ini program tersebut sudah dilaksanakan secara terpusat di Taman Bagja Raharja, Kabupaten Majalengka, dengan disediakannya bahan pangan berkualitas yang nilainya lebih murah dibandingkan harga pasar.
 
Dedi mengungkapkan bahwa minat masyarakat terhadap GPM cukup baik, meskipun tidak sepadat beberapa bulan lalu. Penurunan animo ini terutama terlihat pada permintaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
 
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya menggandeng Kantor Perum Bulog Cabang Cirebon untuk mendistribusikan 5 ton beras SPHP kepada masyarakat yang menjadi konsumen.
 
“Jika dibandingkan beberapa bulan yang lalu, saat ini masyarakat tidak begitu berdesakan, terutama untuk mendapatkan beras SPHP,” ujarnya.
  
Dedi menjelaskan hasil pemantauan di lapangan menunjukkan bahwa penurunan antusiasme tersebut bukan disebabkan oleh penurunan daya beli, melainkan karena telah terdistribusinya bantuan beras dan sembako dari pemerintah yang telah diterima masyarakat melalui PT Pos Indonesia.
  
“Bukan karena daya beli yang menurun, tetapi karena bantuan beras dan sembako dari pemerintah sudah sampai ke masyarakat, sehingga kebutuhan pangan mereka lebih stabil,” tuturnya.
  
Meski begitu, Pemkab Majalengka akan terus mempertahankan GPM guna menjaga ketersediaan bahan pokok, khususnya di tengah inflasi daerah yang terpantau rendah.
  
Program ini, kata dia, menjadi salah satu cara cukup efektif untuk mengendalikan inflasi karena akses pangan murah bisa dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
 
“Tingkat inflasi Majalengka tercatat hanya 0,07 persen secara month-to-month (mtm) pada September 2024, menunjukkan harga pangan masih terjangkau dan daya beli masyarakat tetap kuat,” ujarnya.
  
Dedi juga memastikan bahwa stok beras di gudang Majalengka mencapai 23 ton dan cukup untuk kebutuhan daerah dalam beberapa pekan ke depan.
 
Selain itu, pasokan pupuk untuk petani juga sedang ditambah, sehingga pihaknya menjamin ketersediaan barang tersebut aman untuk musim tanam mendatang.
  
“Dengan upaya ini, kami optimistis dapat mengendalikan inflasi sekaligus menjaga ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat,” ucap dia.

Baca juga: Pemkab Majalengka siap kendalikan inflasi seusai menjadi kota IHK

Pewarta: Fathnur Rohman

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024