Pemerintah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, memperkuat upaya penurunan angka stunting di daerahnya dengan menggencarkan program pemberian makanan tambahan (PMT) berbasis pangan lokal.
“Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan gizi masyarakat sekaligus mendukung produk dan diversifikasi pangan daerah,” kata Penjabat (Pj) Bupati Majalengka Dedi Supandi di Majalengka, Selasa.
Ia mengatakan program PMT tersebut menyasar ibu hamil dan menyusui serta balita dengan menyediakan makanan sehat yang bersumber dari bahan pangan lokal.
Adapun pangan lokal itu, kata dia, dalam berbagai komoditas seperti sayuran, umbi-umbian serta buah-buahan yang ditanam atau diproduksi di wilayah Kabupaten Majalengka.
Dedi menjelaskan dengan program ini, masyarakat bersama pemerintah daerah bisa berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting maupun mencegah munculnya kasus baru.
“Angka stunting di Kabupaten Majalengka pada 2023 turun menjadi 3,12 persen atau 2.465 balita dari 79.101 balita yang diukur. Program PMT yang dilakukan ini dinilai mampu menekan kasus stunting,” ujarnya.
Selain PMT, ia menyebutkan penghimpunan data juga menjadi elemen penting dalam merumuskan kebijakan untuk penanganan stunting.
Oleh karena itu, Dedi mengajak seluruh pihak, termasuk masyarakat untuk berperan aktif mendukung upaya pemerintah dalam mendata anak berpotensi stunting sehingga penanganannya bisa dilakukan dengan tepat.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Agus Susanto menambahkan pihaknya akan melaksanakan survei status gizi di Majalengka yang menjadi salah satu program untuk menangani kasus stunting.
Dia menyampaikan sebanyak 21 petugas dilibatkan dalam survei ini, yang dilaksanakan pada 78 blok sensus di 32 wilayah puskesmas se-Kabupaten Majalengka.
“Kami berupaya agar program ini terlaksana dengan baik untuk membantu pemerintah daerah menangani kasus stunting,” ujar Agus.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
“Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan gizi masyarakat sekaligus mendukung produk dan diversifikasi pangan daerah,” kata Penjabat (Pj) Bupati Majalengka Dedi Supandi di Majalengka, Selasa.
Ia mengatakan program PMT tersebut menyasar ibu hamil dan menyusui serta balita dengan menyediakan makanan sehat yang bersumber dari bahan pangan lokal.
Adapun pangan lokal itu, kata dia, dalam berbagai komoditas seperti sayuran, umbi-umbian serta buah-buahan yang ditanam atau diproduksi di wilayah Kabupaten Majalengka.
Dedi menjelaskan dengan program ini, masyarakat bersama pemerintah daerah bisa berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting maupun mencegah munculnya kasus baru.
“Angka stunting di Kabupaten Majalengka pada 2023 turun menjadi 3,12 persen atau 2.465 balita dari 79.101 balita yang diukur. Program PMT yang dilakukan ini dinilai mampu menekan kasus stunting,” ujarnya.
Selain PMT, ia menyebutkan penghimpunan data juga menjadi elemen penting dalam merumuskan kebijakan untuk penanganan stunting.
Oleh karena itu, Dedi mengajak seluruh pihak, termasuk masyarakat untuk berperan aktif mendukung upaya pemerintah dalam mendata anak berpotensi stunting sehingga penanganannya bisa dilakukan dengan tepat.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Agus Susanto menambahkan pihaknya akan melaksanakan survei status gizi di Majalengka yang menjadi salah satu program untuk menangani kasus stunting.
Dia menyampaikan sebanyak 21 petugas dilibatkan dalam survei ini, yang dilaksanakan pada 78 blok sensus di 32 wilayah puskesmas se-Kabupaten Majalengka.
“Kami berupaya agar program ini terlaksana dengan baik untuk membantu pemerintah daerah menangani kasus stunting,” ujar Agus.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024