Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon, Jawa Barat, mengutamakan pengembangan produksi garam di daerahnya untuk menyuplai kebutuhan industri sehingga dapat membantu pelaku usaha dalam mengurangi ketergantungan pasokan dari komoditas impor.
 
“Kami prioritaskan agar petani garam diarahkan pada produksi garam industri. Selain memiliki nilai jual lebih tinggi, kebutuhan garam industri sangat besar dan sebagian besar masih dipenuhi dari impor,” kata Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya di Cirebon, Rabu.
 
Ia menjelaskan saat ini produksi garam di Kabupaten Cirebon masih didominasi untuk keperluan konsumsi masyarakat. Padahal potensi guna menyuplai sektor industri sangat terbuka lebar.
 
Wahyu mengungkapkan total produksi garam di wilayahnya sepanjang 2023 mencapai 116.490 ton, yang sebagian besarnya didistribusikan sebagai bahan konsumsi.
 
Selain itu, pihaknya mencatat pemanfaatan lahan tambak garam di Kabupaten Cirebon kini baru mencapai 1.242 hektare dari total potensi lahan seluas 2.666 hektare.
 
Ia menekankan bahwa Pemkab Cirebon telah menyusun program, untuk menggenjot produksi garam industri pada lahan tambak garam di beberapa kecamatan.
 
“Saat ini yang baru menghasilkan garam industri, hanya Desa Muara di Kecamatan Suranenggala. Kini kami berupaya mengembangkan kecamatan lain agar memproduksi garam industri,” ujarnya.
 
Lebih lanjut, Wahyu menuturkan Pemkab Cirebon akan terus memfasilitasi petani untuk terhubung dengan sektor industri, sehingga hasil produksi mereka dapat terserap secara optimal.
 
“Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah mendukung pembentukan kelompok usaha yang fokus pada garam industri,” tuturnya.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon Erus Rusmana menyebutkan pihaknya telah menjalankan berbagai program peningkatan kualitas produksi garam petani.
 
Program tersebut, kata dia, berupa pengadaan mesin pompa air, penyediaan bantuan geomembran untuk tambak, peningkatan kapasitas petani hingga membangun gudang garam rakyat di Kabupaten Cirebon.
 
“Dengan program ini, diharapkan produksi garam dari Cirebon mampu menjadi alternatif pasokan bagi industri dalam negeri,” katanya.
 
Erus menambahkan DKPP Kabupaten Cirebon juga sudah bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), untuk memasifkan program intervensi yang bertujuan meningkatkan nilai tambah pada produk garam.
 
“Ke depan, kami berharap terbentuk BUMD pangan yang berperan sebagai buffer stock untuk menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani,” ucap dia.

 

Pewarta: Fathnur Rohman

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024