Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menyiagakan sekitar 90 orang Relawan Tangguh Bencana (Retana) di sepanjang pantai selatan guna melakukan pengawasan, pelaporan, dan penanganan cepat ketika terlihat tanda alam akan terjadi bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya, di Cianjur, Rabu, mengatakan relawan juga ditugaskan melakukan pemetaan tingkat kerawanan bencana alam kekeringan yang mulai melanda beberapa kecamatan di wilayah utara, selatan, dan timur Cianjur.
"Puluhan relawan yang disiagakan akan melakukan berbagai upaya termasuk memberitahukan pada warga melalui pengeras suara masjid ketika melihat tanda alam akan terjadinya bencana, sekaligus melakukan evakuasi," katanya.
Hal tersebut dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Cidaun, Sindangbarang, dan Agrabinta, terkait merebaknya kabar potensi gempa besar akibat megathrust Selat Sunda, sehingga perlu diwaspadai.
Relawan juga mensosialisasikan hal tersebut pada masyarakat di sepanjang pesisir selatan, sehingga tidak panik dan was-was namun harus tetap waspada karena selama beberapa tahun terakhir penanganan bencana bersama masyarakat sempat dilakukan termasuk proses evakuasi.
"Harapan kami tidak ada lagi bencana alam yang berdampak besar terjadi di Cianjur, namun masyarakat tetap harus waspada karena kapan bencana alam akan terjadi sulit untuk diprediksi," katanya.
Namun, menurut dia, tanda alam akan terjadinya bencana sudah dapat dibaca masyarakat di sebagian besar wilayah Cianjur, sehingga dapat melakukan antisipasi dengan segera mengungsi dan mencari tempat aman ketika bencana alam terjadi.
Tidak hanya untuk masyarakat umum, Retana akan meminta nelayan agar tidak dulu melaut ketika mendapat informasi terkait gelombang tinggi atau cuaca ekstrem yang akan melanda pesisir selatan Cianjur.
"Tidak hanya relawan, kami juga berkoordinasi dengan TNI/Polri, aparat desa dan kecamatan untuk membantu pengawasan, pelaporan, dan penanganan cepat ketika terjadi bencana," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD Cianjur siagakan 90 relawan di pantai selatan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya, di Cianjur, Rabu, mengatakan relawan juga ditugaskan melakukan pemetaan tingkat kerawanan bencana alam kekeringan yang mulai melanda beberapa kecamatan di wilayah utara, selatan, dan timur Cianjur.
"Puluhan relawan yang disiagakan akan melakukan berbagai upaya termasuk memberitahukan pada warga melalui pengeras suara masjid ketika melihat tanda alam akan terjadinya bencana, sekaligus melakukan evakuasi," katanya.
Hal tersebut dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Cidaun, Sindangbarang, dan Agrabinta, terkait merebaknya kabar potensi gempa besar akibat megathrust Selat Sunda, sehingga perlu diwaspadai.
Relawan juga mensosialisasikan hal tersebut pada masyarakat di sepanjang pesisir selatan, sehingga tidak panik dan was-was namun harus tetap waspada karena selama beberapa tahun terakhir penanganan bencana bersama masyarakat sempat dilakukan termasuk proses evakuasi.
"Harapan kami tidak ada lagi bencana alam yang berdampak besar terjadi di Cianjur, namun masyarakat tetap harus waspada karena kapan bencana alam akan terjadi sulit untuk diprediksi," katanya.
Namun, menurut dia, tanda alam akan terjadinya bencana sudah dapat dibaca masyarakat di sebagian besar wilayah Cianjur, sehingga dapat melakukan antisipasi dengan segera mengungsi dan mencari tempat aman ketika bencana alam terjadi.
Tidak hanya untuk masyarakat umum, Retana akan meminta nelayan agar tidak dulu melaut ketika mendapat informasi terkait gelombang tinggi atau cuaca ekstrem yang akan melanda pesisir selatan Cianjur.
"Tidak hanya relawan, kami juga berkoordinasi dengan TNI/Polri, aparat desa dan kecamatan untuk membantu pengawasan, pelaporan, dan penanganan cepat ketika terjadi bencana," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD Cianjur siagakan 90 relawan di pantai selatan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024