Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat fokus membenahi makanan bergizi di keluarga untuk menekan prevalensi stunting yang saat ini berada di posisi 21,7 persen.
Sekretaris DKPP Jabar Indriantari mengatakan pihaknya akan membenahi asupan bergizi dengan fokus pada ibu hamil dan balita, salah satunya dengan melibatkan Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk mensosialisasikan pola makan yang benar dan memenuhi kebutuhan gizi harian.
Baca juga: Pemkab Bekasi lakukan intervensi gizi balita terindikasi stunting
"Makanya kita ada program ASRI (Anggota Keluarga Sehat Pekarangan Lestari) di KWT. Supaya di perkarangan masyarakat, terutama oleh ibu-ibu KWT tersedia sayuran, buah-buahan, bahkan mungkin protein hewani," kata Indriantari selepas acara Bewara Jawa Barat (BEJA) bertema Kontes Ternak dan Expo Pangan 2024 di Gedung Sate Bandung, Senin.
Perbaikan gizi yang dikonsumsi masyarakat, menurut dia, penting untuk dilakukan, mengingat ada target untuk penurunan angka prevalensi stunting di Jabar menjadi 14 persen di 2025, serta mengejar zero stunting pada 2030.
Pasalnya, menurut dia, salah satu penyebab stunting adalah kebiasaan masyarakat yang tidak tepat pada pola makan di mana kebutuhan gizi tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh untuk tumbuh kembang yang optimal.
"Masyarakat kita belum membiasakan untuk mengonsumsi, isi piring itu lengkap. Ada proteinnya, karbohidratnya, kemudian ada sayur, buah dan sebagainya," ujar Indriantari.
Kecenderungan masyarakat kata dia, adalah mengonsumsi makanan padat karbohidrat, namun tidak mempertimbangkan makanan penyedia gizi lain.
"Tepung-tepungan banyak, karena yang kita tahu jajanan, makanan yang favorit adalah yang mengandung tepung dan digoreng, itu yang kita harus edukasi," ucapnya.
Sementara itu, Yulinda, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Binangkit Lestari juga menyatakan bahwa peran ibu rumah tangga penting bagi pemenuhan gizi keluarga dan antisipasi stunting yang di Jabar masih di angka 21,7 persen.
Yulinda menuturkan bahwa pihaknya terus menggenjot ibu rumah tangga untuk terjun bertani dan menjadi sumber pengadaan pangan bergizi bagi keluarga.
"Kami mengedukasi, juga mengikutsertakan masyarakat terjun langsung di usaha tani mulai pembibitan, penanaman, panen dan pengolahan hasil," ujarnya.
Sehingga, ibu rumah tangga bisa produktif, memanfaatkan perkarangan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi dan meringankan keuangan keluarga seperti menanami pekarangan dengan cabai, pakcoy, kangkung dan sebagainya.
"Sedikitnya bisa menekan pengeluaran rumah tangga juga," ucapnya.
Dengan program ASRI DKPP Jabar, lanjut dia, pihak KWT juga berkesempatan memenuhi kebutuhan protein hewani, di mana anggota KWT diberi masing-masing 10 ekor ayam petelur, untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
"Untuk wilayah kami, Alhamdulillah tidak ada stunting, tapi hanya rawan stunting, karenanya kami bersyukur dengan adanya berbagai program termasuk dari ASRI," ucapnya menambahkan.
Baca juga: Waktunya 'turun gunung' intervensi cegah stunting di Karawang
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DKPP Jabar fokus benahi gizi keluarga tekan prevalensi stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Sekretaris DKPP Jabar Indriantari mengatakan pihaknya akan membenahi asupan bergizi dengan fokus pada ibu hamil dan balita, salah satunya dengan melibatkan Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk mensosialisasikan pola makan yang benar dan memenuhi kebutuhan gizi harian.
Baca juga: Pemkab Bekasi lakukan intervensi gizi balita terindikasi stunting
"Makanya kita ada program ASRI (Anggota Keluarga Sehat Pekarangan Lestari) di KWT. Supaya di perkarangan masyarakat, terutama oleh ibu-ibu KWT tersedia sayuran, buah-buahan, bahkan mungkin protein hewani," kata Indriantari selepas acara Bewara Jawa Barat (BEJA) bertema Kontes Ternak dan Expo Pangan 2024 di Gedung Sate Bandung, Senin.
Perbaikan gizi yang dikonsumsi masyarakat, menurut dia, penting untuk dilakukan, mengingat ada target untuk penurunan angka prevalensi stunting di Jabar menjadi 14 persen di 2025, serta mengejar zero stunting pada 2030.
Pasalnya, menurut dia, salah satu penyebab stunting adalah kebiasaan masyarakat yang tidak tepat pada pola makan di mana kebutuhan gizi tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh untuk tumbuh kembang yang optimal.
"Masyarakat kita belum membiasakan untuk mengonsumsi, isi piring itu lengkap. Ada proteinnya, karbohidratnya, kemudian ada sayur, buah dan sebagainya," ujar Indriantari.
Kecenderungan masyarakat kata dia, adalah mengonsumsi makanan padat karbohidrat, namun tidak mempertimbangkan makanan penyedia gizi lain.
"Tepung-tepungan banyak, karena yang kita tahu jajanan, makanan yang favorit adalah yang mengandung tepung dan digoreng, itu yang kita harus edukasi," ucapnya.
Sementara itu, Yulinda, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Binangkit Lestari juga menyatakan bahwa peran ibu rumah tangga penting bagi pemenuhan gizi keluarga dan antisipasi stunting yang di Jabar masih di angka 21,7 persen.
Yulinda menuturkan bahwa pihaknya terus menggenjot ibu rumah tangga untuk terjun bertani dan menjadi sumber pengadaan pangan bergizi bagi keluarga.
"Kami mengedukasi, juga mengikutsertakan masyarakat terjun langsung di usaha tani mulai pembibitan, penanaman, panen dan pengolahan hasil," ujarnya.
Sehingga, ibu rumah tangga bisa produktif, memanfaatkan perkarangan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi dan meringankan keuangan keluarga seperti menanami pekarangan dengan cabai, pakcoy, kangkung dan sebagainya.
"Sedikitnya bisa menekan pengeluaran rumah tangga juga," ucapnya.
Dengan program ASRI DKPP Jabar, lanjut dia, pihak KWT juga berkesempatan memenuhi kebutuhan protein hewani, di mana anggota KWT diberi masing-masing 10 ekor ayam petelur, untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
"Untuk wilayah kami, Alhamdulillah tidak ada stunting, tapi hanya rawan stunting, karenanya kami bersyukur dengan adanya berbagai program termasuk dari ASRI," ucapnya menambahkan.
Baca juga: Waktunya 'turun gunung' intervensi cegah stunting di Karawang
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DKPP Jabar fokus benahi gizi keluarga tekan prevalensi stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024