Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyebutkan angka partisipasi siswa SD melanjutkan sekolah setingkat SMP maupun pesantren cukup bagus yaitu mencapai 99,90 persen karena adanya kesadaran masyarakat terkait pendidikan dan akses pendidikan yang mudah.
"Datanya cukup baik siswa dari SD ke SMP itu bagus hampir semuanya sekolah," kata Kepala Disdik Kabupaten Garut Ade Manadin di Garut, Jumat.
Baca juga: Pj Bupati Garut: Iuran sekolah tidak boleh beratkan orang tua siswa
Ia menuturkan setiap momentum pergantian tahun ajaran seluruh satuan pendidikan di Garut melaporkan ke Disdik setiap siswa yang lulus SD dan yang masuk ke SMP Kabupaten Garut, maupun yang ke luar kota, juga siswa yang sekolah Paket B, dan kursus.
Tercatat siswa yang lulus SD di Garut, kata dia, sebanyak 43.771 siswa tersebar di 42 kecamatan, dari data itu jumlah siswa yang melanjutkan sekolah masuk SMP negeri maupun swasta di wilayah Garut sebanyak 29.157 siswa, dan yang masuk MTs negeri maupun swasta sebanyak 10.129 siswa.
Selain sekolah formal itu tercatat siswa yang masuk SMP Terbuka sebanyak 126 siswa, kemudian pendidikan non-formal yakni pondok pesantren sebanyak 3.042 siswa, sekolah kursus keahlian sebanyak 20 siswa, dan sekolah kejar Paket B sebanyak 49 siswa.
"Sekolah formal dalam kabupaten sebanyak 39.583, luar sekolah non-formal 3.111, jumlah total 42.694," katanya.
Ia menyampaikan selain siswa yang melanjutkan sekolahnya ke tingkat SMP di wilayah Kabupaten Garut, tercatat juga siswa yang melanjutkan sekolahnya di luar kabupaten yakni sebanyak 585 siswa masuk SMP, 11 siswa masuk SMP Terbuka, dan 439 siswa masuk MTs.
Namun dari sekian banyak siswa yang lulus SD itu, kata Ade, tercatat juga siswa yang tidak melanjutkan sekolahnya karena alasan ekonomi dan membantu orang tua dengan jumlahnya tercatat kecil sebanyak 42 anak dengan persentasenya sekitar 0,1 persen.
"Jumlah yang melanjutkan 43.729, persentasenya 99,90 persen, tidak melanjutkan 42, atau 0,10 persen," katanya.
Ia menambahkan capaian partisipasi anak lulusan SD melanjutkan ke tingkat SMP itu sebesar hampir 100 persen itu karena ditunjang dengan akses pendidikan yang sudah memadai atau terjangkau oleh masyarakat, serta tidak terkendala biaya.
Namun yang menjadi permasalahan, kata Aden, yakni partisipasi siswa SMP melanjutkan ke SMA sederajat yang cenderung tidak dilanjutkan karena kondisi jarak sekolah yang jauh, kemudian persoalan biaya.
"Yang jadi masalah itu SMP ke SMA, karena masalah biaya, termasuk jarak juga, kalau SMP tiap wilayah ada, namun untuk data SMA itu ada di KCD (Kantor Cabang Dinas Provinsi)," katanya.
Baca juga: 31 Sekolah di Garut dapat penghargaan Adiwiyata 2024
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Datanya cukup baik siswa dari SD ke SMP itu bagus hampir semuanya sekolah," kata Kepala Disdik Kabupaten Garut Ade Manadin di Garut, Jumat.
Baca juga: Pj Bupati Garut: Iuran sekolah tidak boleh beratkan orang tua siswa
Ia menuturkan setiap momentum pergantian tahun ajaran seluruh satuan pendidikan di Garut melaporkan ke Disdik setiap siswa yang lulus SD dan yang masuk ke SMP Kabupaten Garut, maupun yang ke luar kota, juga siswa yang sekolah Paket B, dan kursus.
Tercatat siswa yang lulus SD di Garut, kata dia, sebanyak 43.771 siswa tersebar di 42 kecamatan, dari data itu jumlah siswa yang melanjutkan sekolah masuk SMP negeri maupun swasta di wilayah Garut sebanyak 29.157 siswa, dan yang masuk MTs negeri maupun swasta sebanyak 10.129 siswa.
Selain sekolah formal itu tercatat siswa yang masuk SMP Terbuka sebanyak 126 siswa, kemudian pendidikan non-formal yakni pondok pesantren sebanyak 3.042 siswa, sekolah kursus keahlian sebanyak 20 siswa, dan sekolah kejar Paket B sebanyak 49 siswa.
"Sekolah formal dalam kabupaten sebanyak 39.583, luar sekolah non-formal 3.111, jumlah total 42.694," katanya.
Ia menyampaikan selain siswa yang melanjutkan sekolahnya ke tingkat SMP di wilayah Kabupaten Garut, tercatat juga siswa yang melanjutkan sekolahnya di luar kabupaten yakni sebanyak 585 siswa masuk SMP, 11 siswa masuk SMP Terbuka, dan 439 siswa masuk MTs.
Namun dari sekian banyak siswa yang lulus SD itu, kata Ade, tercatat juga siswa yang tidak melanjutkan sekolahnya karena alasan ekonomi dan membantu orang tua dengan jumlahnya tercatat kecil sebanyak 42 anak dengan persentasenya sekitar 0,1 persen.
"Jumlah yang melanjutkan 43.729, persentasenya 99,90 persen, tidak melanjutkan 42, atau 0,10 persen," katanya.
Ia menambahkan capaian partisipasi anak lulusan SD melanjutkan ke tingkat SMP itu sebesar hampir 100 persen itu karena ditunjang dengan akses pendidikan yang sudah memadai atau terjangkau oleh masyarakat, serta tidak terkendala biaya.
Namun yang menjadi permasalahan, kata Aden, yakni partisipasi siswa SMP melanjutkan ke SMA sederajat yang cenderung tidak dilanjutkan karena kondisi jarak sekolah yang jauh, kemudian persoalan biaya.
"Yang jadi masalah itu SMP ke SMA, karena masalah biaya, termasuk jarak juga, kalau SMP tiap wilayah ada, namun untuk data SMA itu ada di KCD (Kantor Cabang Dinas Provinsi)," katanya.
Baca juga: 31 Sekolah di Garut dapat penghargaan Adiwiyata 2024
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024