Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mulai menerapkan program pengelolaan sampah yang ekonomis dan berkelanjutan untuk mengurangi produksi sampah di daerah itu karena jumlahnya mencapai 480 ton per hari.
“Kami mulai menerapkan program ini, salah satunya di Desa Kertayasa yang melakukan terobosan penanggulangan sampah bernilai ekonomis,” kata Penjabat (Pj) Bupati Kuningan Iip Hidajat di Kuningan, Jumat.
Ia menjelaskan desa tersebut memiliki program bank sampah yang nasabahnya merupakan masyarakat setempat. Setiap warga bisa mendapatkan penghasilan tambahan apabila menabung di bank ini.
Adapun bentuk tabungan itu, kata dia, berupa sampah jenis anorganik yang nantinya diolah sebagai barang kerajinan tangan serta bahan bakar untuk pabrik semen.
Selain itu, Iip menyebutkan Desa Kertayasa juga melakukan pengelolaan sampah organik dari rumah warga untuk dijadikan berbagai produk seperti kompos murni, pupuk organik cair hingga pelet pakan ternak.
“Kami sangat mengapresiasi kepada Desa Kertayasa yang telah memulai pengolahan sampah bernilai ekonomis ini. Kendati masih belum sempurna, tetapi ini telah dimulai,” ujarnya.
Menurut dia, pengelolaan sampah yang berbasis pada swadaya masyarakat ini bisa dilakukan di semua desa dan kelurahan di Kabupaten Kuningan.
Dengan cara tersebut, pihaknya bisa mengurangi kuantitas sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciniru di Kabupaten Kuningan.
Iip mengemukakan TPA Ciniru yang memiliki luas sekitar 5,5 hektare itu, telah beroperasi dari tahun 2001 dan dalam waktu dekat akan mengalami overload.
Ke depan, pihaknya mulai menerapkan standarisasi pengelolaan sampah yakni hanya 10 persen sampah tidak berguna yang dibuang ke TPA Ciniru.
“TPA Ciniru diperkirakan hanya bisa menampung sampah sekitar satu tahun setengah lagi. Kami memulai program ini dengan mengedukasi masyarakat terlebih dahulu. Keluarga harus bisa memilah sampah, mana yang organik dan anorganik,” ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024