Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menargetkan program ketahanan pangan di Cianjur dapat tercapai dengan cara keroyokan lintas dinas termasuk memberikan program bantuan pelatihan dan permodalan bagi petani milenial lulusan tahun 2024.

Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur Rabu, mengatakan Cianjur memiliki wilayah pertanian terluas ke dua di Jawa Barat, sehingga berbagai produksi pertanian seperti palawija dapat dikembangkan selain tanaman padi.

Baca juga: Tim DLH Cianjur diturunkan cegah pencemaran limbah hewan kurban

"Untuk program ketahanan pangan menjadi fokus utama Pemkab Cianjur, sehingga seluruh dinas dan organisasi perangkat daerah dilibatkan seperti penanganan stunting dapat tuntas dilakukan secara keroyokan dalam satu tahun terakhir," katanya.

Dia menjelaskan, program ketahanan pangan yang dilakukan melibatkan dinas teknis dan non teknis sehingga dapat saling menunjang termasuk penanganan infrastruktur penunjang aktifitas pertanian guna memudahkan petani membawa hasil produksi.

Membentuk kelompok tani muda atau milenial di setiap kecamatan guna mengembangkan produksi pertanian yang banyak dibutuhkan pasar lokal seperti cabai, bawang, kentang dan sayur mayur yang selama ini stoknya masih dipasok dari luar Cianjur.

"Kami tantang lulusan SMK atau SMA tahun 2024 yang siap mengembangkan produksi pertanian sehingga program ketahanan pangan di Cianjur dapat tercapai di tahun depan dan tahun selanjutnya," kata Herman.

Untuk mencapai suksesnya ketahanan pangan di Cianjur, Pemkab Cianjur juga memberikan bantuan modal bagi petani guna menggarap lahan-nya agar dapat memenuhi kebutuhan pangan melalui Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tanpa jaminan dengan bunga disubsidi pemerintah.

Berbagai upaya menjaga ketahanan pangan dan menekan laju inflasi dilakukan pemerintah daerah, termasuk memenuhi kebutuhan bahan pangan yang selama ini lebih banyak dipasok dari luar kota Cianjur.

"Kami siapkan bantuan permodalan bagi petani untuk menggarap lahan-nya sehingga menghasilkan berbagai produk pangan mulai dari berbagai jenis sayur mayur termasuk cabai, tomat, bawang, palawija, hingga produk tani unggulan seperti kedelai dan kentang," katanya.

Selama ini, kenaikan harga kebutuhan pangan di sejumlah wilayah di Indonesia termasuk di Cianjur karena tingginya permintaan tidak seimbang dengan ketersediaan barang, sehingga harga mengalami kenaikan hingga meroket seperti cabai yang sempat bertahan di angka Rp 150 ribu per kilogram.

Minim-nya hasil pertanian membuat petani memilih meminjam uang ke bank keliling atau bank ilegal dengan bunga tinggi, sehingga hasil produksi pertanian tidak seimbang dengan pengeluaran, ditambah harga pasar yang tidak menentu.

"Untuk itu Pemkab Cianjur menggencarkan program bantuan modal bagi petani tanpa jaminan dengan bunga disubsidi pemerintah, melalui BPR yang sudah memiliki cabang hingga ke wilayah selatan, sehingga petani dapat menggarap lahan tanpa harus meminjam ke bank ilegal," katanya.

Baca juga: Ribuan paket daging kurban dibagikan untuk warga tak mampu di Cianjur

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024