Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat telah melibatkan partisipasi anak-anak dalam proses perencanaan pembangunan yang lebih ramah anak, sebagai bentuk pemenuhan hak-hak anak secara lebih baik.
Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengatakan persoalan perlindungan dan pemberdayaan anak di Kota Bandung telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP).
Baca juga: Pemkot Bandung dan DPRD sahkan Raperda tentang penataan dan pembinaan toko swalayan
"Persoalan perlindungan dan pemberdayaan anak ini juga masuk di dalam rumusan rancangan dan rencana ke depan, untuk 20 tahun yang akan datang," kata Bambang di Bandung, Senin.
Bambang menyampaikan suara anak sudah dilibatkan sejak dua tahun lalu di dalam proses perencanaan pembangunan tetapi secara konvensional pada musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) tingkat kota.
"Mereka diberikan ruang untuk menyampaikan aspirasinya yang dituangkan di dalam berita acara kesepakatan di dalam musrenbang," katanya.
Dia menyebut sebagai inovasi tahun ini, pelibatan anak dalam perencanaan pembangunan Kota Bandung akan dirangkum dalam pertunjukan seni budaya bertajuk Panca Sora
"Panca Sora merupakan model penyampaian suara anak melalui pertunjukan seni budaya. Ini adalah salah satu upaya kita sebagai pelopor secara nasional. Mudah-mudahan melalui Panca Sora ini tentunya ini bisa lebih mempunyai nilai," ungkapnya.
Hasil dari aspirasi anak tersebut, kata dia, selanjutnya akan dibawa pada Musrenbang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2025.
"Ini jadi momentum untuk dilaksanakan sehingga ekspresi atau aspirasi dari anak-anak ini bisa kita serap, kemudian saat musrenbang bisa di aktualisasikan di dalam proses perencanaan pembangunan RKPD tahun 2025," katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak RI Pribudiarta Nur Sitepu menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inovasi yang digulirkan Pemkot Bandung melalui Panca Sora.
"Kami sampaikan apresiasi yang tinggi ini karena inovasi yang luar biasa, suara anak ini pararel integral dengan perencanaan pembangunan kota," katanya.
Ia menyebut sebanyak 30 persen populasi Indonesia adalah anak. Maka perencanaan pembangunan harus memperhatikan hak anak karena jumlahnya signifikan
"Menjadi penting bagi kita untuk mampu mendengarkan suara anak. Mereka bisa menjadi pelapor kesejahteraan anak. Posisinya menjadi penting suaranya untuk kita dengar. Ide ini sangat luar biasa, nanti kami diskusikan dan masuk dalam dokumen perencanaan suara anak," kata dia.
Baca juga: Pemkot Bandung berikan vitamin A untuk cegah stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024