Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap masyarakat tidak lengah dengan pergerakan kelompok radikal seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) lantaran mereka selalu berusaha menemukan cara baru untuk mendukung propagandanya.

Pengurus Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PBNU Muhammad Najih Arromadloni menilai gerakan radikal yang identik menjauhi budaya dan kearifan lokal kini justru menggunakan konser musik dan stand-up comedy untuk menarik minat masyarakat secara luas.

"Kelompok pengusung ideologi khilafah seperti HTI akan terus bergerak mempengaruhi masyarakat maupun generasi muda, dengan berbagai bentuk dan manuver pergerakan-nya," ucap pria yang akrab disapa Gus Najih itu dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Maka dari itu, ia berpendapat agar semangat kelompok moderat dan yang pro terhadap keberagaman untuk memerangi propaganda khilafah bisa menggunakan teknik yang lebih beragam. 

"Kelompok moderat selayaknya tidak hanya menggunakan cara yang tradisional atau konvensional, tapi juga bisa masuk ke dalam segmen-segmen yang memang menjadi kegemaran generasi muda," tuturnya.

Peringatan Isra Mi'raj yang dibungkus dalam sebuah acara akbar bertema “Metamorfoshow: It’s Time to be Ummah” di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Sabtu (17/2) diduga menjadi sarana bagi organisasi terlarang HTI untuk mendulang dukungan dan kaderisasi generasi muda Indonesia. Adapun sekitar 1.200 anak muda menghadiri acara itu.

Menurut Gus Najih, terselenggara-nya acara Metamorfoshow menunjukkan bahwa HTI mampu mengemas pendekatannya terhadap masyarakat Indonesia dengan kemasan yang lebih menarik dibandingkan sebelumnya.

Hal lain yang juga tidak kalah penting untuk menghadapi berbagai kelompok radikal, sambung dia, yakni kinerja pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoinfo) untuk melakukan penarikan konten-konten radikal yang sebenarnya bertujuan melemahkan citra negara di mata rakyat.

Dia turut mengingatkan, walaupun secara resmi HTI sudah dibubarkan, berbagai saluran YouTube serta akun media sosial mereka masih terus aktif memprovokasi dan melakukan agitasi kepada masyarakat.  HTI dan segala turunan-nya terlihat masih aktif menyuarakan kegiatan yang berpotensi melawan hukum dan mengandung kekerasan.

Dalam cuitan X dengan akun @chanzyeolk, kegiatan Metamorfoshow diduga dihadiri oleh eks Juru Bicara HTI Ismail Yusanto, Influencer Gen Z HTI M Ihsan Akbar, dan Produser Dokusinema Sejarah Islam ‘Jejak Khilafah di Nusantara’ Akhmad Adiasta.

HTI merupakan kelompok yang dinilai pemerintah bertentangan dengan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila dan UUD 1945. Hingga akhirnya, HTI resmi dibubarkan dan dilarang pada 19 Juli 2017 dan ditegaskan oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PBNU harap masyarakat tak lengah dengan pergerakan kelompok radikal

Pewarta: Agatha Olivia Victoria

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024