Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan, Jawa Barat, mencatat luas areal tanaman yang menghasilkan kopi robusta di daerah itu meningkat signifikan dari 296,45 hektare pada 2022 menjadi 443,82 hektare di tahun 2023.
 
“Luas areal tanaman menghasilkan kopi robusta meningkat. Hasilnya jumlah produksi pada 2023 naik dibandingkan tahun 2022,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah di Kuningan, Kamis.

Baca juga: Kuningan susun program serap beras organik dari petani
 
Wahyu menjelaskan berdasarkan hasil pendataan, produksi kopi robusta dari panen petani lokal selama 2023 tercatat sebanyak 471,66 ton atau sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencapai 442,20 ton.
 
Selian karena luas tanam menghasilkan meningkat, kata dia, naiknya jumlah produksi kopi robusta itu disebabkan adanya berbagai program yang sudah diterapkan oleh Pemkab Kuningan untuk menjaga lahan kopi tetap produktif.
 
Kendati demikian, pihaknya mengakui kalau cakupan areal tanam kopi robusta di Kuningan cenderung berkurang. Salah satu faktornya karena kemarau panjang yang berpengaruh terhadap kondisi pohon kopi menjadi tidak berbuah.
 
“Luas areal tanam kopi robusta di Kuningan pada 2022 sekitar 1.566,49 hektare dan pada 2023 berkurang, total luasnya 1486,60 hektare,” ungkapnya.
 
Untuk mengatasi persoalan itu, lanjutnya, Pemkab Kuningan berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan kepada para petani yang menanam kopi robusta.
 
Wahyu menilai produksi kopi robusta di Kuningan diproyeksikan dapat memasok kebutuhan pasar domestik hingga mancanegara, karena kualitas komoditas itu telah diakui konsumen.
 
“Beberapa petani kopi robusta pernah menyuplai atau ekspor ke negara Amerika dan Turki di tahun 2021-2022,” tuturnya.
 
Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Kuningan Iip Hidajat menyampaikan pihaknya telah menggandeng sejumlah instansi untuk ikut mengembangkan jenis komoditas itu. Contohnya lewat kolaboriasi bersama Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI).
 
“APEKI dalam hal ini harus memperjuangkan kopi lokal, karena Kuningan punya potensi yang bagus,” kata Iip.
 
Menurut dia, asosiasi itu harus menjadi wadah para petani kopi lokal di Kuningan untuk mengembangkan usaha, misalnya seperti membimbing petani dalam menentukan harga jual.
 
Selain itu, pihaknya juga menyarankan semua kedai di Kabupaten Kuningan dapat menyerap kopi lokal dari petani yang kemudian disajikan atau bisa saja dijadikan buah tangan bagi wisatawan yang berkunjung ke daerahnya.
 
“Kopi lokal khas Kuningan harus diperkuat. Kopi robusta mana yang berkualitas tinggi, harus betul-betul dipersiapkan,” ucap dia.

Baca juga: Realisasi investasi di Kuningan capai Rp2,09 triliun pada 2023

Pewarta: Fathnur Rohman

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024