Antarajawabarat.com,18/6 - Peminat sertifikasi profesi sektor pariwisata, operator garmen dan teknologi informasi (IT) menempati peringkat tertinggi, kata Kepala Seksi Standarisasi dan Sertifikasi Tenaga Kerja Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar Ismet Melik di Bandung, Rabu.
"Antusias peminat sertifikasi profesi terus meningkat, kesadaran terhadap profesi mereka menjelang pasar bebas ASEAN (AEC) 2015 semakin tinggi dan butuh sertifikasi kompetensi untuk bisa bersaing dengan tenaga kerja dari luar negeri," kata Ismet Melik.
Ismet menjelaskan, ada beberapa bidang yang masuk dalam Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK) di Jabar antara lain sektor pariwisata, tata boga, las, instalasi listrik, lab kimia, spa kecantikanyang . Termasuk yang tertingi peminatnya di bidang otomotif, garmen serta IT.
Menurut dia, persaingan kerja global semakin ketat dan tenaga kerja harus kompeten sesuai profesinya masing-masing. Sertifikasi dilakukan untuk meningkatkan daya saing kerja, menghadapi pasar bebas ASEAN 2015.
Meskipun antusias dari masyarakat cukup tinggi namun menurut Ismet Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK) belum berjalan dengan baik. Terutama pengurus Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) masih dalam proses revitalisasi sistem kepengurusan.
"Jumlah paket sertifikasi ada 13 paket dan untuk informasi pelaksanaannya selalu disosialisasikan dengan Dinas Kab/Kota serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Jabar," katanya.
Sertifikasi dilakukan dalam waktu empat hari yaitu dua hari pembekalan dan dua hari tes. Kecuali untuk bidang transportasi selama empat hari penuh.
"Target untuk 2015 mengusulkan 25 paket dan itu juga disesuaikan dengan anggaran yang tersedia," katanya.
Ia menyebutkan anggaran sertifikasi untuk satu orang mencapai Rp5 juta dan untuk lisensi Tempat Uji Tes (TUK) sebesar Rp.8 juta.***3***
Dita
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014
"Antusias peminat sertifikasi profesi terus meningkat, kesadaran terhadap profesi mereka menjelang pasar bebas ASEAN (AEC) 2015 semakin tinggi dan butuh sertifikasi kompetensi untuk bisa bersaing dengan tenaga kerja dari luar negeri," kata Ismet Melik.
Ismet menjelaskan, ada beberapa bidang yang masuk dalam Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK) di Jabar antara lain sektor pariwisata, tata boga, las, instalasi listrik, lab kimia, spa kecantikanyang . Termasuk yang tertingi peminatnya di bidang otomotif, garmen serta IT.
Menurut dia, persaingan kerja global semakin ketat dan tenaga kerja harus kompeten sesuai profesinya masing-masing. Sertifikasi dilakukan untuk meningkatkan daya saing kerja, menghadapi pasar bebas ASEAN 2015.
Meskipun antusias dari masyarakat cukup tinggi namun menurut Ismet Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK) belum berjalan dengan baik. Terutama pengurus Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) masih dalam proses revitalisasi sistem kepengurusan.
"Jumlah paket sertifikasi ada 13 paket dan untuk informasi pelaksanaannya selalu disosialisasikan dengan Dinas Kab/Kota serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Jabar," katanya.
Sertifikasi dilakukan dalam waktu empat hari yaitu dua hari pembekalan dan dua hari tes. Kecuali untuk bidang transportasi selama empat hari penuh.
"Target untuk 2015 mengusulkan 25 paket dan itu juga disesuaikan dengan anggaran yang tersedia," katanya.
Ia menyebutkan anggaran sertifikasi untuk satu orang mencapai Rp5 juta dan untuk lisensi Tempat Uji Tes (TUK) sebesar Rp.8 juta.***3***
Dita
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014