Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat masih menyeleksi calon investor untuk memulai pembangunan tahap dua Tempat Pembuangan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo, Kabupaten Bogor, sambil menunggu waktu tahap satu beroperasi.
"Tahap dua ini, Jabar Bersih Lestari (JBL) ini sedang melakukan seleksi untuk partner investasi, sehingga kalau nanti dapat partner investasi itu baru masuk (mulai pembangunan) tahap dua," kata Kepala Bappeda Jawa Barat Iendra Sofyan di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Memgenai dana yang dibutuhkan dalam pembangunan tahap dua TPPAS Regional Lulut Nambo, Iendra mengaku belum bisa menginformasikan meski sempat dilakukan penilaian bahwa dana yang dibutuhkan sekitar Rp400 miliar.
"Dulu mungkin segitu (nilainya), hanya sekarang dengan angka inflasi segala macam sudah mulai berubah," ucapnya.
Untuk tahap satu sendiri, Iendra mengatakan bahwa saat ini peralatan sudah terpasang dan tengah dilakukan uji coba dengan kapasitas masih 50 ton per hari.
Percobaan itu dilakukan dua hari dalam satu pekan dan setiap pekan akan bertambah menjadi tiga hari, lima hari, sampai nanti satu pekan penuh untuk bisa beroperasi penuh.
"Kalau sudah bisa satu pekan dia lakukan proses, dinyatakan alat itu bisa berjalan dengan baik. Ditargetkan tiga pekan ke depan percobaan selesai, setelah itu beroperasi sesuai target pengelolaan," ucapnya.
Untuk tahap satu, Iendra mengatakan ditargetkan bisa mengelola sampah dengan kapasitas 100 ton per hari, sementara jika telah rampung semua fasilitas tersebut, diproyeksikan bisa mengelola sebanyak 2.300 ton sampah per hari dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota Tangerang Selatan.
"Untuk sementara (tahap satu) kami utamakan Depok dulu yang memang TPA-nya sudah mulai habis," ucapnya.
TPPAS Regional Lulut Nambo ini, tambah Iendra, akan menggunakan teknologi canggih yang akan membagi dan memilah sampah menjadi tiga bagian yakni kompos, biomas, dan sampah material berupa RDF (refuse derifed fuel).
Sampah RDF ini akan diambil oleh PT Indocement selaku offtaker.
"Jadi Sistemnya beda dengan Sarimukti misalnya yang ditimbun. Tapi memisahkan menjadi beberapa bagian, ada yang buat pupuk, sampai dengan yang akan dibeli oleh Indocement," ucapnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan tahap satu Tempat Pembuangan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, akan beroperasi pada Maret 2024.
Jika sudah rampung seluruhnya, TPPAS ini akan memiliki luas 55 hektare dan akan mampu menampung sampah 1.800-2.300 ton per hari.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bappeda seleksi calon investor pembangunan tahap dua TPPAS Lulut Nambo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Tahap dua ini, Jabar Bersih Lestari (JBL) ini sedang melakukan seleksi untuk partner investasi, sehingga kalau nanti dapat partner investasi itu baru masuk (mulai pembangunan) tahap dua," kata Kepala Bappeda Jawa Barat Iendra Sofyan di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Memgenai dana yang dibutuhkan dalam pembangunan tahap dua TPPAS Regional Lulut Nambo, Iendra mengaku belum bisa menginformasikan meski sempat dilakukan penilaian bahwa dana yang dibutuhkan sekitar Rp400 miliar.
"Dulu mungkin segitu (nilainya), hanya sekarang dengan angka inflasi segala macam sudah mulai berubah," ucapnya.
Untuk tahap satu sendiri, Iendra mengatakan bahwa saat ini peralatan sudah terpasang dan tengah dilakukan uji coba dengan kapasitas masih 50 ton per hari.
Percobaan itu dilakukan dua hari dalam satu pekan dan setiap pekan akan bertambah menjadi tiga hari, lima hari, sampai nanti satu pekan penuh untuk bisa beroperasi penuh.
"Kalau sudah bisa satu pekan dia lakukan proses, dinyatakan alat itu bisa berjalan dengan baik. Ditargetkan tiga pekan ke depan percobaan selesai, setelah itu beroperasi sesuai target pengelolaan," ucapnya.
Untuk tahap satu, Iendra mengatakan ditargetkan bisa mengelola sampah dengan kapasitas 100 ton per hari, sementara jika telah rampung semua fasilitas tersebut, diproyeksikan bisa mengelola sebanyak 2.300 ton sampah per hari dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota Tangerang Selatan.
"Untuk sementara (tahap satu) kami utamakan Depok dulu yang memang TPA-nya sudah mulai habis," ucapnya.
TPPAS Regional Lulut Nambo ini, tambah Iendra, akan menggunakan teknologi canggih yang akan membagi dan memilah sampah menjadi tiga bagian yakni kompos, biomas, dan sampah material berupa RDF (refuse derifed fuel).
Sampah RDF ini akan diambil oleh PT Indocement selaku offtaker.
"Jadi Sistemnya beda dengan Sarimukti misalnya yang ditimbun. Tapi memisahkan menjadi beberapa bagian, ada yang buat pupuk, sampai dengan yang akan dibeli oleh Indocement," ucapnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan tahap satu Tempat Pembuangan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, akan beroperasi pada Maret 2024.
Jika sudah rampung seluruhnya, TPPAS ini akan memiliki luas 55 hektare dan akan mampu menampung sampah 1.800-2.300 ton per hari.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bappeda seleksi calon investor pembangunan tahap dua TPPAS Lulut Nambo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024