Rapat pimpinan (Rapim) Pemerintah Provinsi Jawa Barat menekankan kesiapsiagaan setiap kabupaten dan kota di provinsi itu dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di tengah musim hujan saat ini.
Penjabat (Pj) Gubernur Bey Triadi Machmudin mengatakan hal tersebut ditekankan karena Jawa Barat memiliki risiko bencana di musim hujan, seperti banjir, longsor dan angin kencang.
Baca juga: Pj Gubernur Jabar minta gerak cepat tangani bencana longsor di Bandung Barat
"Rapat (pimpinan) membahas beberapa hal, di antaranya adalah kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana karena sekarang sudah memasuki musim hujan dan cuaca ekstrem," ujarnya di Gedung Sate Bandung, Senin.
Karena memiliki risiko yang tinggi, lanjut Bey, maka diperlukan serangkaian langkah untuk mengantisipasi potensi tersebut dengan pemetaan sampai pada penanganan ketika terjadi bencana.
"Pertama diingatkan, ada beberapa yang sudah dapat peta, harus diantisipasi dan masyarakat diingatkan untuk patuh pada arahan petugas di lapangan. Seandainya mereka mengungsi, bagaimana kehidupannya itu harus dipikirkan juga dan juga bagaimana kalau ada jalan putus karena longsor. Itu harus dipikirkan termasuk secara ekonomi bagaimana," ucapnya.
Oleh karena itu, Bey Machmudin meminta pemerintah kota/kabupaten segera melakukan mitigasi terhadap ancaman bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi kapanpun, mengingat musim hujan diprediksi akan berlangsung hingga akhir Maret 2024 dan puncaknya pada Februari 2024.
"Perlu diingat pada seluruh kabupaten/kota, bahwa Jawa Barat termasuk provinsi yang sangat rentan terhadap bencana dan diharapkan untuk meningkatkan kesiagaan, tetapi jangan pula panik, tetap beraktivitas seperti biasa dan waspada," ucapnya.
Dalam menanggulangi bencana, Bey menambahkan bahwa Pemprov Jabar juga menyiapkan alokasi anggaran berupa belanja tidak terduga (BTT), yang dapat digunakan sewaktu-waktu.
"Ada BTT, tetapi itu bisa digunakan kalau sudah tanggap darurat. Sekarang sesuai yang disiapkan di anggaran masing-masing dinas. Untuk saat ini BTT masih ada dan baru dipakai enam persen, tetapi ya kita berharap tidak digunakan karena bencana dapat diantisipasi," tuturnya.
Baca juga: BPBD Cianjur kerahkan alat berat buka akses jalan tertutup longsor
Terkait bencana di Jabar, sejauh ini telah terjadi di sejumlah wilayah seperti Sukabumi, Bogor, Ciamis dan juga di Kabupaten Bandung Barat.
"Karenanya memang harus terus hati-hati dan waspada," ucap Bey Machmudin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Penjabat (Pj) Gubernur Bey Triadi Machmudin mengatakan hal tersebut ditekankan karena Jawa Barat memiliki risiko bencana di musim hujan, seperti banjir, longsor dan angin kencang.
Baca juga: Pj Gubernur Jabar minta gerak cepat tangani bencana longsor di Bandung Barat
"Rapat (pimpinan) membahas beberapa hal, di antaranya adalah kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana karena sekarang sudah memasuki musim hujan dan cuaca ekstrem," ujarnya di Gedung Sate Bandung, Senin.
Karena memiliki risiko yang tinggi, lanjut Bey, maka diperlukan serangkaian langkah untuk mengantisipasi potensi tersebut dengan pemetaan sampai pada penanganan ketika terjadi bencana.
"Pertama diingatkan, ada beberapa yang sudah dapat peta, harus diantisipasi dan masyarakat diingatkan untuk patuh pada arahan petugas di lapangan. Seandainya mereka mengungsi, bagaimana kehidupannya itu harus dipikirkan juga dan juga bagaimana kalau ada jalan putus karena longsor. Itu harus dipikirkan termasuk secara ekonomi bagaimana," ucapnya.
Oleh karena itu, Bey Machmudin meminta pemerintah kota/kabupaten segera melakukan mitigasi terhadap ancaman bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi kapanpun, mengingat musim hujan diprediksi akan berlangsung hingga akhir Maret 2024 dan puncaknya pada Februari 2024.
"Perlu diingat pada seluruh kabupaten/kota, bahwa Jawa Barat termasuk provinsi yang sangat rentan terhadap bencana dan diharapkan untuk meningkatkan kesiagaan, tetapi jangan pula panik, tetap beraktivitas seperti biasa dan waspada," ucapnya.
Dalam menanggulangi bencana, Bey menambahkan bahwa Pemprov Jabar juga menyiapkan alokasi anggaran berupa belanja tidak terduga (BTT), yang dapat digunakan sewaktu-waktu.
"Ada BTT, tetapi itu bisa digunakan kalau sudah tanggap darurat. Sekarang sesuai yang disiapkan di anggaran masing-masing dinas. Untuk saat ini BTT masih ada dan baru dipakai enam persen, tetapi ya kita berharap tidak digunakan karena bencana dapat diantisipasi," tuturnya.
Baca juga: BPBD Cianjur kerahkan alat berat buka akses jalan tertutup longsor
Terkait bencana di Jabar, sejauh ini telah terjadi di sejumlah wilayah seperti Sukabumi, Bogor, Ciamis dan juga di Kabupaten Bandung Barat.
"Karenanya memang harus terus hati-hati dan waspada," ucap Bey Machmudin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023