Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menurunkan tim ad hoc untuk menangani masalah laporan masyarakat tentang tuduhan pelayanan buruk salah satu klinik umum yang menjadi penyebab seorang bayi meninggal dunia setelah mendapatkan pelayanan di klinik tersebut.

"Dinkes sudah membentuk tim ad hoc majelis penegakan disiplin nakes," kata Kepala Dinkes Kota Tasikmalaya Uus Supangat saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat.

Ia menuturkan, Dinkes Kota Tasikmalaya sudah mendapatkan informasi dan laporan keluhan dari keluarga pasien terkait masalah pelayanan salah satu klinik yang dinilai buruk saat penanganan persalinan maupun bayi yang baru lahir.

Sejak adanya laporan itu, kata dia, Dinkes Kota Tasikmalaya langsung bergerak untuk mengumpulkan informasi dan data dari keterangan kedua belah pihak yakni keluarga pasien yang merasa dirugikan dan pihak klinik.

"Dinas kesehatan sudah mengumpulkan informasi dan data-data awal yang didapat dari pengadu, teradu, dan dari sumber lainnya yang dianggap valid," kata Uus.

Ia menyampaikan, selanjutnya Dinkes Kota Tasikmalaya membentuk tim ad hoc yang bertugas langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data, menganalisa, dan membuat kesimpulan akhir sesuai fakta di lapangan.

Berdasarkan laporan tim tersebut, kata dia, selanjutnya akan menjadi bahan saran dan usulan ke Kepala Dinkes Tasikmalaya  untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan kasus tersebut.

"Mengumpulkan data, menganalisa dan membuat kesimpulan akhir serta memberikan masukan saran dan usulan kepada Kepala Dinkes Tasikmalaya  untuk mengambil tindakan selanjutnya yang dipandang perlu," katanya.
Ia mengatakan Tim Ad hoc yang sudah berjalan ini akan melaksanakan tugasnya selama 14 hari susai surat keputusan mulai 21 November 2023, namun diharapkan sebelum batas waktu itu hasilnya sudah bisa dilaporkan.

"Tim Ad hoc akan bekerja selama 14 hari, diharapkan sebelum 14 hari sudah selesai," katanya.

Ia menambahkan tim yang terlibat terdiri dari tenaga profesi, asosiasi klinik, dan tokoh masyarakat yang bergerak secara independen.

Sementara, kata Uus, pihaknya belum bisa menyimpulkan kesalahan yang menyebabkan bayi dari pasien bersalin di klinik itu meninggal dunia.

"Kami tunggu dari tim ad hoc bekerja," katanya.

Sebelumnya, perwakilan dari keluarga pasien, Nadia Anastasia (31) mengeluhkan terkait pelayanan klinik persalinan di wilayah Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, yang dinilai buruk.

Kekecewaannya itu berawal ketika adiknya menjalani proses persalinan di klinik, Senin (13/11) malam, selama di klinik terkesan tidak mendapatkan pelayanan atau respon dengan baik seperti petugas yang menangani pasien sambil bermain telepon seluler, kemudian diduga jadi objek mahasiswa yang sedang praktik di klinik itu.

Selanjutnya setelah selesai persalinan, adiknya tidak dibersihkan seperti pada umumnya proses persalinan, sementara bayi yang memiliki berat badan sekitar 1,5 kilogram oleh petugas dimasukkan ke inkubator.
Selanjutnya pihak klinik meminta ibu dan bayinya untuk pulang ke rumah, pada Selasa (14/11) karena tidak ada yang perlu ditangani lebih lanjut.

Namun belum satu hari di rumah, kondisi bayi tidak bergerak, lalu membawanya ke klinik tempat bayi itu dilahirkan, kemudian dinyatakan meninggal dunia, lalu dipastikan lagi dengan memeriksakannya ke rumah sakit, namun tetap tidak tertolong.

Adanya kejadian itu, pihak keluarga meminta penjelasan terhadap klinik dan melaporkannya ke Dinkes Kota Tasikmalaya, dan kepolisian.


 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023