Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan kepada para kader posyandu untuk mampu menggunakan alat antropometri (cabang ilmu yang mempelajari tentang dimensi tubuh manusia) dengan benar sebagai upaya penting untuk menurunkan prevalensi angka stunting di Indonesia.
"Seluruh kader harus dipastikan bisa memakai alat antropometri. Kita ingin memastikan perkembangan balita dan alat tersebut dilakukan secara benar," kata Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Jesli Natalla Marampa di Kecamatan Lengkong Bandung Jawa Barat, Selasa.
Jesli memastikan alat terbaru antropometri kit (alat ukur yang berfungsi untuk pengukuran berat badan, panjang, tinggi badan, lingkar lengan atas dan kepala) telah digunakan di seluruh posyandu khususnya di Kota Bandung.
"Kita ingin pastikan bagaimana pelayanan posyandu oleh para kader, memastikan alat-alat yang sudah merupakan kebijakan presiden untuk diberikan yakni antropometri," katanya.
Pada kesempatan hari ini, dirinya bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bandung mengunjungi keluarga berisiko stunting di Kota Bandung yang bertujuan untuk melihat intervensi penurunan stunting (gangguan pertumbuhan pada anak) di lapangan.
"Kita ingin melihat implementasi nyata yang ada di lapangan. Kami bersama 19 kementerian lembaga. Kami melakukan evaluasi terpadu percepatan penurunan stunting dengan seluruh OPD, kabupaten/kota di Jawa Barat," katanya.
Jesli berharap setelah kunjungan ini akan mendapatkan data dan informasi untuk mendorong percepatan penurunan stunting khususnya di Provinsi Jawa Barat.
"Kita pastikan kebijakan tersebut berjalan maksimal di lapangan. Tujuannya untuk mendapatkan informasi apa saja yang harus kita kuatkan atau sempurnakan atau mendorong kebijakan yang diperlukan," kata Jesli Natalla Marampa.
Sementara itu, Pj Ketua TP PKK Kota Bandung Linda Nurani Hapsah menyatakan penanganan stunting di Kota Bandung sudah dilakukan secara masif.
Ia menilai kesadaran masyarakat juga telah terbangun untuk bersama melakukan berbagai intervensi menurunkan angka stunting di masyarakat.
"Penanganan stunting sudah bagus, kesadaran dari ibu rumah tangga ada usaha bekerja sama dengan posyandu ketika diarahkan supaya stunting bisa diatasi," kata Linda.
Dalam lima tahun terakhir stunting di Kota Bandung terus menurun. Tahun ini, Pemkot Bandung menargetkan prevalensi stunting menjadi 14 persen.
"Dengan usaha yang masif, angka stunting di Kota Bandung mengalami penurunan cukup signifikan," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenko PMK: Tekankan kader posyandu untuk mampu gunakan antropometri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023