Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawat Barat, meningkatkan kewaspadaan dan deteksi dini infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) serta pneumonia pada semua kelompok umur sebagai upaya penanggulangan dampak polusi udara bagi kesehatan, seiring dengan marak kebakaran lahan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur dr Frida Layla Yahya di Cianjur, Selasa, mengatakan seiring dengan marak kebakaran lahan, termasuk di Cianjur, perlu dilakukan kewaspadaan terhadap ISPA serta langkah pencegahan dan pengendalian.

"Merujuk surat dari Kementerian Kesehatan RI terkait kewaspadaan terhadap ISPA seluruh puskesmas diminta meningkatkan deteksi dini, mengoptimalkan temuan kasus, melakukan surveilans ketat serta meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi (KEI)," katanya.

Dalam meningkatkan KEI secara langsung kepada masyarakat, pihaknya meminta seluruh tenaga kesehatan di Cianjur untuk meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan, menggunakan masker, mengurangi aktivitas di luar ruangan, dan memastikan kualitas udara.

Masyarakat juga diminta menghindari sumber polusi di dalam dan luar rumah, seperti debu, asap kendaraan bermotor, kabut asap kebakaran lahan, membakar sampah dan asap rokok.

Ia menjelaskan pentingnya masyarakat segera melakukan pemeriksaan kesehatan ketika mengalami gejala batuk dan sesak napas.

"Seluruh pusat layanan kesehatan, termasuk rumah sakit, diminta meningkatkan pelayanan kesehatan, termasuk konsultasi luring atau daring, pelayanan rawat jalan dan inap di fasilitas pelayanan kesehatan primer maupun lanjutan," katanya.
Sepanjang Januari hingga September 2023, pihaknya menangani 46.406 kasus ISPA yang sebagian besar menyerang kelompok usia anak-anak.

"Sepanjang tahun 2022 dari Januari hingga Desember tercatat sebanyak 70.198 kasus dan tahun ini per September terdapat 46.406 kasus dan kemungkinan akan bertambah, sebagian besar menyerang anak-anak dan sudah mendapat penanganan medis dengan baik sehingga mereka kembali sembuh," katanya.

Dia menjelaskan sejumlah faktor penyebab ISPA berkaitan dengan udara tidak sehat atau polusi, termasuk kebakaran hutan dan lahan, yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, akibat asap dari kebakaran dan kebiasaan merokok di lingkungan keluarga.

Udara dengan tingkat polusi yang tinggi, kata dia, rentan menyebabkan ISPA.

Ia mengatakan asap dari kebakaran lahan yang sampai pemukiman warga juga berpengaruh terhadap kualitas udara yang dihirup masyarakat, terutama anak-anak.


 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023