Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan gempa bumi magnitudo 5,4 yang mengguncang Provinsi Jawa Barat dan Banten, Minggu, dipicu deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Jawa Barat," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dikonfirmasi di Jakarta.

Ia mengatakan peristiwa gempa bumi tektonik itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB pada koordinat 7,26° lintang selatan; 106,52° bujur timur, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 104 km.

Ia mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust).

Gempa tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Cisolok, Kota Sukabumi, dan Kota Sukabumi dengan skala intensitas IV MMI atau dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah.

Gempa tersebut juga dirasakan di daerah Sawarna, Pelabuhan Ratu, Soreang, Cianjur, dan Cipanas dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Selain itu, gempa juga terasa hingga daerah Cibadak dan Bandung dengan skala intensitas II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Getaran di daerah Bogor dan Lebak berskala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

BMKG juga melaporkan adanya gempa bumi susulan sekitar pukul 11.25 WIB.

Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.

 
Potensi Diguyur Hujan

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian wilayah Sumatera Utara berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada Minggu sore dan malam hari.

"Hujan yang diiringi petir dan angin kencang tersebut harus diwaspadai karena berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor," kata Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan Nora Sinaga, Minggu.

Secara umum cuaca di Sumatera Utara pada Minggu pagi rata-rata berawan dan berpotensi hujan ringan di wilayah Asahan dan Labuhanbatu.
Siang dan sore hari berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di Wilayah Langkat, Binjai, Deli Serdang, Medan, Karo, Sedang Bedagai, Batubara, Asahan, Simalungun, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, dan sekitarnya.     

Malam hari berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di wilayah wilayah Langkat, Binjai, Deli Serdang, Medan, Sedang Bedagai, Batubara, Simalungun, Tebing Tinggi, dan sekitarnya.

Dini hari juga berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di wilayah Langkat, Binjai, Deli Serdang, Medan, Sedang Bedagai, Batubara, Asahan, Simalungun, Tebing Tinggi, P. Siantar, dan sekitarnya.

Sementara suhu udara 16-34,0 Derajat Celcius, kelembapan udara 60 – 98 persen dan angin berhembus dari Tenggara - Barat Daya dengan kecepatan 10 – 30 km/jam.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Deformasi lempeng Indo-Australia picu gempa Jabar-Banten

Pewarta: Andi Firdaus, Zubi Mahrofi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023