PT KAI Daop II Bandung menyebut adanya Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang dioperasikan KCIC, memberikan alternatif pada masyarakat dalam memilih transportasi yang menghubungkan Jakarta dan Bandung, selain yang kini ada seperti Kereta Argo Parahyangan.
"Ini memberikan alternatif bagi penumpang, karena memang segmentasinya berbeda, di mana KCJB untuk orang yang membutuhkan kecepatan bolak-balik Bandung-Jakarta sehingga bermanfaat bagi mereka. Sementara Argo Parahyangan untuk orang-orang yang tidak buru-buru, ingin menikmati perjalanan, jadi semakin banyak pilihan," ucap Manajer Humas PT KAI Daop II Bandung Mahendro Trang Bawono di Stasiun Bandung, Rabu.
Mahendro juga menegaskan bahwa sampai saat ini, Argo Parahyangan yang selama ini menjadi andalan perjalanan penduduk kedua kota, masih seperti biasa yakni 10 perjalanan pada hari biasa dengan tambahan satu perjalanan pada akhir pekan.
"Jadi sampai dengan saat wawancara ini dilakukan masih seperti itu, akan tetapi apabila nanti ada perubahan-perubahan pasti akan kami informasikan," ucapnya.
Di sisi lain, PT KAI Daop II sendiri mendukung operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung dengan penyediaan kereta pengumpan (feeder) yang menghubungkan Stasiun Padalarang yang terintegrasi dengan stasiun KA Cepat, dengan Cimahi dan Kota Bandung.
Mahendro mengatakan bahwa untuk Feeder itu pihaknya telah memastikan persiapan 100 persen mulai dari uji coba yang sudah dilakukan beberapa kali, sampai dengan fasilitas pendukungnya seperti ruang tunggu untuk penumpang baik itu di Stasiun Bandung, Cimahi dan Padalarang.
"Jadi kalau bagiannya Daop II sudah clear paling menunggu jadwal yang harus diselaraskan dengan kereta cepat dan harga tiket saat operasional apakah akan bundling atau sendiri. Dan itu ranahnya kantor Pusat," ucap dia.
KAI Daop II menyiapkan lima rangkaian kereta feeder yang merupakan Kereta Rel Disel Elektrik buatan PT INKA, dengan kapasitas satu rangkaian terdiri dari empat kereta berkapasitas total 200 orang.
Nantinya akan ada 72 perjalanan pulang pergi yang terbagi antara 36 dari Padalarang dan 36 dari Bandung dengan headway (waktu tunggu antar kereta api) 25 menit sekali. Waktu yang ditempuh dari Stasiun Padalarang ke Bandung menggunakan kereta feeder antara 19 sampai 20 menit.
"Untuk operasional di masa uji coba, akan ada delapan perjalanan bolak-balik Bandung Padalarang empat Bandung dan empat Padalarang," tuturnya.
Sementara untuk akses ke Stasiun Tegalluar, Mahendro mengatakan belum menjadi fokus perusahaan di mana yang paling dekat adalah Stasiun KA Cimekar.
"Hanya nanti kalau ke stasiun cemakar lanjut pakai jalur darat. Dan itu belum ada pembicaraan ke arah sana, hanya tidak tahu nantinya kalau didorong pemerintah, untuk sekarang fokusnya Bandung ke Padalarang," tuturnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Daop II Bandung sebut adanya KCJB berikan alternatif pada masyarakat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Ini memberikan alternatif bagi penumpang, karena memang segmentasinya berbeda, di mana KCJB untuk orang yang membutuhkan kecepatan bolak-balik Bandung-Jakarta sehingga bermanfaat bagi mereka. Sementara Argo Parahyangan untuk orang-orang yang tidak buru-buru, ingin menikmati perjalanan, jadi semakin banyak pilihan," ucap Manajer Humas PT KAI Daop II Bandung Mahendro Trang Bawono di Stasiun Bandung, Rabu.
Mahendro juga menegaskan bahwa sampai saat ini, Argo Parahyangan yang selama ini menjadi andalan perjalanan penduduk kedua kota, masih seperti biasa yakni 10 perjalanan pada hari biasa dengan tambahan satu perjalanan pada akhir pekan.
"Jadi sampai dengan saat wawancara ini dilakukan masih seperti itu, akan tetapi apabila nanti ada perubahan-perubahan pasti akan kami informasikan," ucapnya.
Di sisi lain, PT KAI Daop II sendiri mendukung operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung dengan penyediaan kereta pengumpan (feeder) yang menghubungkan Stasiun Padalarang yang terintegrasi dengan stasiun KA Cepat, dengan Cimahi dan Kota Bandung.
Mahendro mengatakan bahwa untuk Feeder itu pihaknya telah memastikan persiapan 100 persen mulai dari uji coba yang sudah dilakukan beberapa kali, sampai dengan fasilitas pendukungnya seperti ruang tunggu untuk penumpang baik itu di Stasiun Bandung, Cimahi dan Padalarang.
"Jadi kalau bagiannya Daop II sudah clear paling menunggu jadwal yang harus diselaraskan dengan kereta cepat dan harga tiket saat operasional apakah akan bundling atau sendiri. Dan itu ranahnya kantor Pusat," ucap dia.
KAI Daop II menyiapkan lima rangkaian kereta feeder yang merupakan Kereta Rel Disel Elektrik buatan PT INKA, dengan kapasitas satu rangkaian terdiri dari empat kereta berkapasitas total 200 orang.
Nantinya akan ada 72 perjalanan pulang pergi yang terbagi antara 36 dari Padalarang dan 36 dari Bandung dengan headway (waktu tunggu antar kereta api) 25 menit sekali. Waktu yang ditempuh dari Stasiun Padalarang ke Bandung menggunakan kereta feeder antara 19 sampai 20 menit.
"Untuk operasional di masa uji coba, akan ada delapan perjalanan bolak-balik Bandung Padalarang empat Bandung dan empat Padalarang," tuturnya.
Sementara untuk akses ke Stasiun Tegalluar, Mahendro mengatakan belum menjadi fokus perusahaan di mana yang paling dekat adalah Stasiun KA Cimekar.
"Hanya nanti kalau ke stasiun cemakar lanjut pakai jalur darat. Dan itu belum ada pembicaraan ke arah sana, hanya tidak tahu nantinya kalau didorong pemerintah, untuk sekarang fokusnya Bandung ke Padalarang," tuturnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Daop II Bandung sebut adanya KCJB berikan alternatif pada masyarakat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023