Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menambah jam pelajaran agama untuk pembinaan siswa SD dan SMP atau sederajat guna menekan tawuran pelajar dan perundungan yang sejak beberapa bulan terakhir marak terjadi di daerah itu.
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Selasa, mengatakan pelajar setempat mengalami krisis akhlak sehingga marak terjadinya aksi tawuran dan perundungan yang dilakukan siswa SMP, bukan hanya siswa SMA/SMK.
Baca juga: Ribuan siswa SD dan SMP di Cianjur masih belajar di bawah tenda
"Siswa jenjang SMP ke atas rentan masuk gerombolan bermotor dan melakukan aksi yang meresahkan warga, termasuk melakukan seks menyimpang, sehingga perlu dilakukan pembinaan melalui ilmu agama yang lebih ditingkatkan," katanya.
Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Cianjur menambah jam pelajaran agama untuk meningkatkan akhlak dan membina karakter siswa mulai dari SD, SMP, dan SMA/SMK, di mana hal tersebut ditunjang dengan peraturan bupati (perbup).
Pembinaan akan dilakukan guru melalui penambahan jam pelajaran agama karena kebijakan tersebut sesuai dengan dengan visi misi Cianjur yang ingin menjadikan daerahnya maju, mandiri, religius, dan berakhlak mulia.
"Kami juga meminta orang tua turut serta dalam pembinaan karakter dan akhlak bersinergi dengan guru di sekolah karena siswa lebih banyak berkegiatan di luar sekolah atau di rumah," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur Akib Ibrahim mengatakan jam pelajaran agama akan ditambah menjadi empat jam atau lebih dalam setiap pekan karena selama ini hanya tiga jam untuk SMP.
"Kami tengah menyiapkan aturannya dan diperkuat dengan perbub agar sekolah wajib menerapkan penambahan jam pelajaran agama untuk membentuk karakter siswa ke arah yang lebih baik," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur minta Pusat bantu pembangunan sekolah rusak akibat gempa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Selasa, mengatakan pelajar setempat mengalami krisis akhlak sehingga marak terjadinya aksi tawuran dan perundungan yang dilakukan siswa SMP, bukan hanya siswa SMA/SMK.
Baca juga: Ribuan siswa SD dan SMP di Cianjur masih belajar di bawah tenda
"Siswa jenjang SMP ke atas rentan masuk gerombolan bermotor dan melakukan aksi yang meresahkan warga, termasuk melakukan seks menyimpang, sehingga perlu dilakukan pembinaan melalui ilmu agama yang lebih ditingkatkan," katanya.
Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Cianjur menambah jam pelajaran agama untuk meningkatkan akhlak dan membina karakter siswa mulai dari SD, SMP, dan SMA/SMK, di mana hal tersebut ditunjang dengan peraturan bupati (perbup).
Pembinaan akan dilakukan guru melalui penambahan jam pelajaran agama karena kebijakan tersebut sesuai dengan dengan visi misi Cianjur yang ingin menjadikan daerahnya maju, mandiri, religius, dan berakhlak mulia.
"Kami juga meminta orang tua turut serta dalam pembinaan karakter dan akhlak bersinergi dengan guru di sekolah karena siswa lebih banyak berkegiatan di luar sekolah atau di rumah," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur Akib Ibrahim mengatakan jam pelajaran agama akan ditambah menjadi empat jam atau lebih dalam setiap pekan karena selama ini hanya tiga jam untuk SMP.
"Kami tengah menyiapkan aturannya dan diperkuat dengan perbub agar sekolah wajib menerapkan penambahan jam pelajaran agama untuk membentuk karakter siswa ke arah yang lebih baik," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur minta Pusat bantu pembangunan sekolah rusak akibat gempa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023