Bupati Bandung Dadang Supriatna mengungkapkan bahwa pihaknya mendukung perencanaan pembangunan infrastruktur transportasi massal, Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya, di mana Kabupaten Bandung menjadi salah satu yang diintegrasikan.

"Saya harap ini harus duduk bersama, karena kan ada badan pelaksana cekungan Bandung yang bisa mengkoordinasikan, di antaranya ada soal transportasi. Pada prinsipnya kami siap mendukung rencana tersebut," kata Dadang di Soreang, Kabupaten Bandung, Senin.

Dadang mengungkapkan perlunya duduk bersama dalam urusan mengenai Bandung Raya termasuk soal BRT, karena cekungan Bandung yang meliputi lima wilayah yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang, sehingga harus dilakukan pendetailan utamanya soal pembiayaan.

Terlebih, lanjut Dadang, sampai saat ini belum ada pembicaraan atau diskusi yang spesifik dengan semua wilayah mengenai BRT Bandung Raya, sehingga belum ada kesepahaman bagaimana subsidi masing-masing.

"Ya kami harap kita duduk bersama, kalau toh misalnya perlu share (berbagi) dalam artian pembiayaan subsidi dan lainnya ya, mangga saya siap, karena kan jangan sampai kalah dengan wilayah provinsi lainnya, jadi kami siap untuk dioptimalkan," ucap Dadang.

Di lain pihak, Dadang mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini tengah merancang bagaimana untuk membuat jalan primer dan sekunder yang menuju titik transit atau Transit Oriented Development (TOD) di kawasan Kabupaten Bandung.

"Karena TOD ini adalah salah satu sasaran pusat perekonomian, namun TOD ini kan belum ada akses yang optimal, seperti pada TOD KCIC yang mau diresmikan bulan Agustus belum ada nah saat ini saya lebih cenderung ke TOD dulu," ucapnya.

Sebelumnya, Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat mengungkapkan proyek Bus Rapid Transit (BRT) di Bandung Raya yang ditargetkan terdiri dari 20 jalur saat beroperasinya pada 2026 atau 2027, akan menghubungkan lima wilayah di sekitar Bandung Raya yaitu yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang (Jatinangor).

Angkutan massal berbasis jalan atau BRT Bandung Raya yang didanai Bank Dunia melalui pemerintah pusat tersebut, pembangunannya akan dimulai pada 2024 dengan dimulai dari penyiapan infrastruktur seperti jalur khusus, shelter, dan sarana pendukung lainnya yang ditarget sekitar tiga tahun rampung.

Ada pun 20 jalur yang direncanakan untuk BRT Bandung Raya pada operasionalnya tahun 2026 atau 2027 adalah:
1. Kebon Kalapa - Cibiru PP
2. Kebon Kalapa - Ledeng PP
3. Leuwipanjang - Dago PP
4. Leuwipanjang- Dago (via Dipatiukur) PP
5. Elang - Riau PP
6. Padjajaran - Antapani PP
7. Cibaduyut - Alun-alun PP
8. Stasiun Padalarang - Alun-alun PP
9. Stasiun Cimahi - Cicaheum PP
10. Ledeng - Terminal Antapani Pp
11. Leuwipanjang - Tegalluar PP
12. Stasiun Hall- Tegalluar PP
13. Leuwipanjang-Soreang PP
14. Leuwipanjang - Jatinangor PP
15. Baleendah - Leuwipanjang PP
16. BEC- Baleendah PP
17. Sarijadi -Antapani PP
18. Lembang - Ledeng (Ext) PP
19. Kota Baru Parahyangan - Stasiun Padalarang PP
20. Baleendah- Banjaran (Ext) PP


Pewarta: Ricky Prayoga

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023