Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memastikan akan mengawal hasil kajian dari Pemkab Cianjur dan ESDM Jabar terkait rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal di kawasan Gunung Gede-Pangrango.
Ketua Komisi I DPRD Cianjur M Isnaeni, di Cianjur, Jumat, mengatakan wakil rakyat baru mengetahui rencana pembangunan geothermal dari sejumlah pemberitaan yang mendapat penolakan dari warga sekitar terutama yang tinggal di bawah kaki Gunung Gede.
Baca juga: Kementerian ESDM diminta sosialisasikan manfaat panas bumi di Gunung Gede
"Kami baru tahu setelah mendapat laporan adanya aksi unjuk rasa ratusan warga Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, dan warga lainnya di bawah kaki gunung yang akan merasakan dampaknya, menolak keberadaan pembangkit listrik tenaga panas bumi itu," katanya.
Pihaknya baru mendapat penjelasan dari warga terkait rencana tersebut, sehingga akan segera memanggil dinas terkait dan ESDM Jabar yang ikut dalam sosialisasi terkait rencana pembangunan karena tidak ada tembusan informasi dari dinas terkait.
Setelah adanya aksi dan audiensi dengan ratusan warga pengunjuk rasa, semua informasi baru didapat pihaknya termasuk tahapan-nya sampai mana dan tujuannya apa. Hasil audiensi juga dihadiri Pemkab Cianjur dan ESDM Jabar, dan diketahui tahapannya baru sampai kajian.
"Nanti kita lihat hasil dari kajian dianggap layak, maka proyek tersebut akan berlanjut, tapi kalau tidak layak diminta agar proyek tersebut tidak dipaksakan untuk dilanjutkan. Hasil kajian ini akan kami kawal sampai tuntas," katanya pula.
Sementara itu, lima ratusan orang warga dari kaki Gunung Gede-Pangrango mendatangi Kantor DPRD Cianjur, menuntut proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal dibatalkan.
Mereka langsung menggelar orasi terkait keberatan dilanjutkannya proyek yang dikhawatirkan berdampak terhadap kelestarian lingkungan dan berpotensi memicu gempa bumi kembali terjadi di sejumlah wilayah termasuk di Sesar Cugenang.
"Ini aksi lanjutan dari yang sebelumnya karena hingga saat ini pemerintah tidak memberikan penjelasan secara komprehensif terkait geothermal, karena yang disampaikan selama ini hanya sebatas dampak positif," kata koordinator aksi Aherojudin.
Sedangkan risiko negatifnya tidak pernah disampaikan, karena setahu warga kegiatan pemanfaatan panas bumi terdapat dampak negatif dan risiko besar jika gagal, salah satu dampak terbesar adalah ketersediaan air karena kawasan Gunung Gede-Pangrango merupakan sumber air untuk warga Cianjur.
"Kami mendukung semua program pemerintah selama ada jaminan dan kepastian tidak akan terjadi kegagalan, tapi selama tidak ada penjelasan dampak negatif, kami warga kaki gunung akan menolak proyek pembangunan geothermal," katanya pula.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DPRD Cianjur memastikan kawal hasil kajian terkait geothermal
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Ketua Komisi I DPRD Cianjur M Isnaeni, di Cianjur, Jumat, mengatakan wakil rakyat baru mengetahui rencana pembangunan geothermal dari sejumlah pemberitaan yang mendapat penolakan dari warga sekitar terutama yang tinggal di bawah kaki Gunung Gede.
Baca juga: Kementerian ESDM diminta sosialisasikan manfaat panas bumi di Gunung Gede
"Kami baru tahu setelah mendapat laporan adanya aksi unjuk rasa ratusan warga Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, dan warga lainnya di bawah kaki gunung yang akan merasakan dampaknya, menolak keberadaan pembangkit listrik tenaga panas bumi itu," katanya.
Pihaknya baru mendapat penjelasan dari warga terkait rencana tersebut, sehingga akan segera memanggil dinas terkait dan ESDM Jabar yang ikut dalam sosialisasi terkait rencana pembangunan karena tidak ada tembusan informasi dari dinas terkait.
Setelah adanya aksi dan audiensi dengan ratusan warga pengunjuk rasa, semua informasi baru didapat pihaknya termasuk tahapan-nya sampai mana dan tujuannya apa. Hasil audiensi juga dihadiri Pemkab Cianjur dan ESDM Jabar, dan diketahui tahapannya baru sampai kajian.
"Nanti kita lihat hasil dari kajian dianggap layak, maka proyek tersebut akan berlanjut, tapi kalau tidak layak diminta agar proyek tersebut tidak dipaksakan untuk dilanjutkan. Hasil kajian ini akan kami kawal sampai tuntas," katanya pula.
Sementara itu, lima ratusan orang warga dari kaki Gunung Gede-Pangrango mendatangi Kantor DPRD Cianjur, menuntut proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal dibatalkan.
Mereka langsung menggelar orasi terkait keberatan dilanjutkannya proyek yang dikhawatirkan berdampak terhadap kelestarian lingkungan dan berpotensi memicu gempa bumi kembali terjadi di sejumlah wilayah termasuk di Sesar Cugenang.
"Ini aksi lanjutan dari yang sebelumnya karena hingga saat ini pemerintah tidak memberikan penjelasan secara komprehensif terkait geothermal, karena yang disampaikan selama ini hanya sebatas dampak positif," kata koordinator aksi Aherojudin.
Sedangkan risiko negatifnya tidak pernah disampaikan, karena setahu warga kegiatan pemanfaatan panas bumi terdapat dampak negatif dan risiko besar jika gagal, salah satu dampak terbesar adalah ketersediaan air karena kawasan Gunung Gede-Pangrango merupakan sumber air untuk warga Cianjur.
"Kami mendukung semua program pemerintah selama ada jaminan dan kepastian tidak akan terjadi kegagalan, tapi selama tidak ada penjelasan dampak negatif, kami warga kaki gunung akan menolak proyek pembangunan geothermal," katanya pula.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DPRD Cianjur memastikan kawal hasil kajian terkait geothermal
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023