Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung menyebut bahwa zona satu di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Sarimukti segera dibuka kembali untuk mengatasi tumpukan sampah di Bandung Raya.
Kepala DLHK Kota Bandung Dudy Prayudi mengatakan bahwa dengan dibukanya zona satu, akan lebih mengoptimalkan kinerja TPA Sarimukti yang beberapa waktu terakhir hanya satu zona untuk menerima pengiriman sampah dari berbagai TPS di Bandung Raya, termasuk Kota Bandung.
"Provinsi akan buka jalur zona satu. Kalau selama ini hanya satu zona untuk pengiriman sampah ke TPS, sehingga antrean semakin panjang yang mengakibatkan keterlambatan kita mengangkut sampah," kata Dudy di Bandung, Kamis.
Masalah hanya ada satu zona yang beroperasi, juga ditambah adanya kerusakan infrastruktur di Sarimukti yang akhirnya satu zona itu hanya bisa melayani satu rit per hari, padahal sebelumnya bisa mencapai 2-3 rit.
"Satu rit dari mobil truk kecil bisa membawa enam meter kubik sampah. Untuk ukuran truk besar dalam satu rit bisa membawa 25 meter kubik sampah," ujarnya.
Adapun upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung adalah menambah armada alat berat, karena dengan alat berat bisa mengangkut sampah dua sampai tiga kali lebih cepat jika dilakukan secara manual.
"Untuk pengangkutan, kita menambah armada tronton terlebih dahulu di 55 TPS. Hanya memang kendala sekarang adalah di alat berat atau loader yang hanya dua beroperasi, karena kebanyakan sudah sangat tua. Bahkan, yang paling baru itu tahun 1985," ujarnya.
Karena itu, pada APBD perubahan atas arahan dari Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna, DLHK akan menambah loader baru untuk mempercepat proses pengangkutan sampah.
"Ada dua loader yang disetujui Pak Plh Wali Kota. Tapi, sebenarnya idealnya ada enam loader," ucapnya.
Sementara itu, Kepala UPTD PSTR DLHK Provinsi Jawa Barat Arief Perdana mengakui jika ada beberapa infrastruktur TPA Sarimukti yang mengalami kerusakan, sehingga yang tadinya ada dua zona, saat ini hanya satu zona yang dioperasikan sampai sekarang.
"Kita upayakan membuka zona satu yang dulu ditutup. Minggu ini jalannya diselesaikan, sehingga minggu depan Kota Bandung punya dua zona lagi untuk digunakan. Mudah-mudahan bisa membantu mengurai antrean di Sarimukti," kata Arief.
Ia menambahkan jam operasional pengangkutan sampah diperpanjang. Dari yang semula pukul 05.00-18.00 WIB, berubah menjadi pukul 05.00-21.00 WIB.
"Kita tidak mungkin buka 24 jam, karena personel dan alat berat juga terbatas. Lalu upaya lainnya, tahun ini Sarimukti akan diperluas sekitar enam hektare," ujarnya.
Sedangkan untuk TPA Legoknangka, katanya, saat ini masih dalam proses lelang. Ada dua perusahaan dari Jepang yang akan membantu pembangunan TPA Legoknangka.
"Kita berikan kesempatan kepada mereka untuk memasukkan dokumen penawaran sampai 31 Mei 2023. Kalau sudah sesuai, akan kita evaluasi satu bulan. Mudah-mudahan bulan Juli sudah ada pemenangnya. Peletakan batu pertama bulan Agustus," ucapnya.
Selanjutnya, Pemprov akan memberikan waktu dua tahun untuk konstruksinya. Diharapkan paling cepat 2025 sudah bisa beroperasi atau paling lambat 2026.
"Kita tidak ingin Legoknangka itu seperti di Sarimukti. Kita ingin menggunakan teknologi pengolahan sampah. Sebab, jika hanya ditimbun, dalam waktu dua tahun sudah penuh dan harus cari lahan baru," katanya.
Teknologi tersebut harus bisa mengolah sampah 2.000 ton per hari. Selain itu, harus mampu mengurangi sampah minimal 85 persen, maksimal 90 persen.
"Harus memenuhi standar lingkungan juga. Sebab, anggarannya cukup besar untuk TPA Legoknangka ini, sekitar Rp4 triliun," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Kepala DLHK Kota Bandung Dudy Prayudi mengatakan bahwa dengan dibukanya zona satu, akan lebih mengoptimalkan kinerja TPA Sarimukti yang beberapa waktu terakhir hanya satu zona untuk menerima pengiriman sampah dari berbagai TPS di Bandung Raya, termasuk Kota Bandung.
"Provinsi akan buka jalur zona satu. Kalau selama ini hanya satu zona untuk pengiriman sampah ke TPS, sehingga antrean semakin panjang yang mengakibatkan keterlambatan kita mengangkut sampah," kata Dudy di Bandung, Kamis.
Masalah hanya ada satu zona yang beroperasi, juga ditambah adanya kerusakan infrastruktur di Sarimukti yang akhirnya satu zona itu hanya bisa melayani satu rit per hari, padahal sebelumnya bisa mencapai 2-3 rit.
"Satu rit dari mobil truk kecil bisa membawa enam meter kubik sampah. Untuk ukuran truk besar dalam satu rit bisa membawa 25 meter kubik sampah," ujarnya.
Adapun upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung adalah menambah armada alat berat, karena dengan alat berat bisa mengangkut sampah dua sampai tiga kali lebih cepat jika dilakukan secara manual.
"Untuk pengangkutan, kita menambah armada tronton terlebih dahulu di 55 TPS. Hanya memang kendala sekarang adalah di alat berat atau loader yang hanya dua beroperasi, karena kebanyakan sudah sangat tua. Bahkan, yang paling baru itu tahun 1985," ujarnya.
Karena itu, pada APBD perubahan atas arahan dari Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna, DLHK akan menambah loader baru untuk mempercepat proses pengangkutan sampah.
"Ada dua loader yang disetujui Pak Plh Wali Kota. Tapi, sebenarnya idealnya ada enam loader," ucapnya.
Sementara itu, Kepala UPTD PSTR DLHK Provinsi Jawa Barat Arief Perdana mengakui jika ada beberapa infrastruktur TPA Sarimukti yang mengalami kerusakan, sehingga yang tadinya ada dua zona, saat ini hanya satu zona yang dioperasikan sampai sekarang.
"Kita upayakan membuka zona satu yang dulu ditutup. Minggu ini jalannya diselesaikan, sehingga minggu depan Kota Bandung punya dua zona lagi untuk digunakan. Mudah-mudahan bisa membantu mengurai antrean di Sarimukti," kata Arief.
Ia menambahkan jam operasional pengangkutan sampah diperpanjang. Dari yang semula pukul 05.00-18.00 WIB, berubah menjadi pukul 05.00-21.00 WIB.
"Kita tidak mungkin buka 24 jam, karena personel dan alat berat juga terbatas. Lalu upaya lainnya, tahun ini Sarimukti akan diperluas sekitar enam hektare," ujarnya.
Sedangkan untuk TPA Legoknangka, katanya, saat ini masih dalam proses lelang. Ada dua perusahaan dari Jepang yang akan membantu pembangunan TPA Legoknangka.
"Kita berikan kesempatan kepada mereka untuk memasukkan dokumen penawaran sampai 31 Mei 2023. Kalau sudah sesuai, akan kita evaluasi satu bulan. Mudah-mudahan bulan Juli sudah ada pemenangnya. Peletakan batu pertama bulan Agustus," ucapnya.
Selanjutnya, Pemprov akan memberikan waktu dua tahun untuk konstruksinya. Diharapkan paling cepat 2025 sudah bisa beroperasi atau paling lambat 2026.
"Kita tidak ingin Legoknangka itu seperti di Sarimukti. Kita ingin menggunakan teknologi pengolahan sampah. Sebab, jika hanya ditimbun, dalam waktu dua tahun sudah penuh dan harus cari lahan baru," katanya.
Teknologi tersebut harus bisa mengolah sampah 2.000 ton per hari. Selain itu, harus mampu mengurangi sampah minimal 85 persen, maksimal 90 persen.
"Harus memenuhi standar lingkungan juga. Sebab, anggarannya cukup besar untuk TPA Legoknangka ini, sekitar Rp4 triliun," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023