Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengembangkan potensi pangan baru berupa budidaya sorgum (sorghum bicolor) atau cantel untuk membangun dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
"Kami mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo dan arahan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam membangun dan memperkuat ketahanan pangan dengan memberikan bantuan terkait budidaya sorgum," kata Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, di Purwakarta, Kamis.
Ia mengatakan, dalam melakukan pengembangan pertanian sorgum, Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta sudah menyediakan lahan di sekitar Desa Ciwareng, Kecamatan Babakancikao.
"Lahan tersebut sudah ditanami sorgum. Harapannya sorgum ini menjadi pengganti gandum impor sebagai bahan dasar pembuatan tepung," katanya.
Selain di Babakancikao, daerah lain di Purwakarta yang diproyeksikan sebagai lokasi pertanian budidaya sorgum adalah Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Sukatani.
Menurut bupati, sorgum ini sering dikeluhkan karena dianggap sulit untuk menjual bijinya setelah dikembangkan petani. Padahal jika dikembangkan dalam bentuk-bentuk hasil UMKM, nilai ekonomisnya akan berkembang pesat
Problemnya, kata Anne, para petani ini setelah memanen ingin langsung menjual hasil taninya tersebut. Padahal jika ada teknologi pangan yang mumpuni, nilai jual sorgum akan meningkat.
"Selama ini sorgum hanya dihargai Rp3.000-3.500 per kilogram untuk kering panen. Sedangkan untuk batangan harganya di kisaran Rp300-Rp400 per kilogram," katanya.
Ia menyampaikan kalau harganya bisa murah seperti itu, karena kurangnya teknologi penunjang. Sorgum pun selama ini dijual begitu saja tanpa diolah lagi, bahkan jika susah dijual maka sorgum hasil tani ini hanya jadi pakan ternak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Kami mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo dan arahan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam membangun dan memperkuat ketahanan pangan dengan memberikan bantuan terkait budidaya sorgum," kata Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, di Purwakarta, Kamis.
Ia mengatakan, dalam melakukan pengembangan pertanian sorgum, Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta sudah menyediakan lahan di sekitar Desa Ciwareng, Kecamatan Babakancikao.
"Lahan tersebut sudah ditanami sorgum. Harapannya sorgum ini menjadi pengganti gandum impor sebagai bahan dasar pembuatan tepung," katanya.
Selain di Babakancikao, daerah lain di Purwakarta yang diproyeksikan sebagai lokasi pertanian budidaya sorgum adalah Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Sukatani.
Menurut bupati, sorgum ini sering dikeluhkan karena dianggap sulit untuk menjual bijinya setelah dikembangkan petani. Padahal jika dikembangkan dalam bentuk-bentuk hasil UMKM, nilai ekonomisnya akan berkembang pesat
Problemnya, kata Anne, para petani ini setelah memanen ingin langsung menjual hasil taninya tersebut. Padahal jika ada teknologi pangan yang mumpuni, nilai jual sorgum akan meningkat.
"Selama ini sorgum hanya dihargai Rp3.000-3.500 per kilogram untuk kering panen. Sedangkan untuk batangan harganya di kisaran Rp300-Rp400 per kilogram," katanya.
Ia menyampaikan kalau harganya bisa murah seperti itu, karena kurangnya teknologi penunjang. Sorgum pun selama ini dijual begitu saja tanpa diolah lagi, bahkan jika susah dijual maka sorgum hasil tani ini hanya jadi pakan ternak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023