Antarajawabarat.com,6/7 - Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, membutuhkan dana sebesar Rp5 miliar setiap tahun untuk menanggulangi wabah penyakit filariasis.

"Kasus penyakit filariasis di Tasikmalaya cukup tinggi, setiap tahun membutuhkan dana Rp5 miliar," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya Sudana Machmud kepada wartawan, Jumat.

Ia menuturkan, anggaran sebesar itu untuk menanagani pencegahan dan pengobatan penyakit filariasis atau sering disebut kaki gajah karena terjadi pembengkakan kaki terhadap penderitanya.

Ia menyebutkan, alokasi anggaran untuk membeli sejumlah obat yang dibagikan secara gratis kepada warga untuk mencegah penularan dan mengobati filariasis tersebar di 39 kecamatan.

"Kami sering melakukan pengobatan massal dan pemberian obat gratis untuk 1.400 warga sasaran di 39 kecamatan se-Kabupaten Tasikmalaya," katanya.

Ia mengungkapkan, penderita penyakit filariasis menyerang masyarakat Tasikmalaya tergolong cukup tinggi tersebar di 25 kecamatan.

Dua tahun sebelumnya, kata dia, kasus penyakit filariasis hanya menyerang delapan kecamatan, kemudian meluas ke kecamatan lain dengan angka penderita kronis sebanyak 62 orang dan positif filariasis 32 orang.

"Jumlah penderita penyakit itu menjadikan Tasikmalaya urutan pertama di Jawa Barat, kemudian Bekasi, Kabupaten Bandung, Sukabmi
dan Subang," katanya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan pola hidup sehat dan lingkungan yang bersih agar terhindar dari serangan nyamuk yang membawa penyakit tersebut.

Selain itu, masyarakat segera memeriksakan diri untuk dilakukan pengobatan ke Puskesmas terdekat ketika merasakan gejala penyakit filariasis seperti terjadi pembesaran pada bagian anggota tubuh.

"Masyarakat yang terserang atau tidak diharapkan memeriksakan diri ketika kami menggelar pengobatan gratis filariasis," kata Sudana.***4***




Feri P

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013