Ketua Tim Penggerak Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan masyarakat antusias mengikuti imunisasi polio dalam Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio di Posyandu Mawar 11, Kelurahan Nagri Kaler, Kabupaten Purwakarta, Senin.
"Hari ini di Purwakarta saya bersama perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Unicef, dan WHO meninjau imunisasi polio. Luar biasa antusiasme masyarakat. Tak hanya di sini, tapi juga serentak di 27 kabupaten/kota di Jabar," katanya.
Baca juga: Legislator minta pemerintah "jemput bola" terkait imunisasi polio
Baca juga: Legislator minta pemerintah "jemput bola" terkait imunisasi polio
Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio pada hari ini mulai digelar serentak di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat hingga tanggal 15 April 2023.
Purwakarta merupakan daerah pertama ditemukan cacat polio pada seorang anak di Kecamatan Manis.
Atalia yang dalam peninjauan itu didampingi perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) mengapresiasi antusiasme masyarakat Purwakarta untuk mengikuti imunisasi polio.
Para orang tua beserta anaknya bahkan sudah memadati area posyandu sejak pukul 07.00 WIB atau dua jam sebelum pelaksanaan imunisasi dimulai.
Menurut dia, masyarakat Jabar sudah semakin sadar bahaya penyakit polio dan pentingnya imunisasi untuk membentengi anak dari bahaya cacat fisik tersebut.
Sasaran Sub PIN Polio se-Jabar sebanyak 3.984.797 anak dengan usia 0-59 bulan. Imunisasi dilakukan di 1.101 puskesmas dan 52.432 posyandu dengan melibatkan 311.992 kader posyandu, sedangkan metode yang digunakan dalam imunisasi, yaitu oral atau tetes.
Untuk mengejar target hampir empat juta anak itu, pihaknya juga akan menerjunkan seluruh kader PKK, Karang Taruna, dan pihak lainnya agar bisa menjangkau masyarakat di perdesaan.
"Kita tidak bisa sendirian, maka seluruh kader kita sertakan mulai kader posyandu, PKK, Karang Taruna, semuanya kita libatkan untuk lebih menjangkau masyarakat," katanya.
Ia mengatakan sosialisasi tentang pentingnya imunisasi polio juga terus dilakukan.
Baca juga: Pemkab Bogor target 542 ribu balita diimunisasi polio
Atalia mengaku masih ada masyarakat yang menolak anaknya diberikan imunisasi akibat minim edukasi dan dikhawatirkan menerima informasi yang tidak benar.
"Harus banyak sosialisasi karena sampai hari ini masih saja ada penolakan, maka edukasi penting karena imunisasi polio bukan hanya untuk anaknya sendiri tapi mencegah transmisi ke anak lainnya," kata dia.
Gerak cepat Jawa Barat dalam merespons satu kasus KLB Polio di Purwakarta, beberapa waktu lalu, diapresiasi oleh Kementerian Kesehatan, WHO, maupun Unicef.
Pihaknya dengan cepat menemukan kasus lainnya sehingga penyebaran polio bisa langsung dicegah.
"Kami diapresiasi oleh Kemenkes dan berbagai pihak karena bisa menemukan kasus dengan cepat sehingga penyebaran bisa dicegah. Ketika satu kasus ditemukan kita langsung deteksi penyebarannya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023