Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melakukan penandatanganan nota kesepahaman hibah sistem aplikasi digital atau Sistem Informasi Penanganan Stunting Terintegrasi (e-Simpati) yang bisa digunakan untuk menurunkan stunting.

Penandatangan itu dilakukan Bupati Sumedang Doni Ahmad Munir dan Sekretaris Daerah Kota Ambon Agus Ririmasse yang dilaksanakan di Gedung Negara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (22/3).

Baca juga: Garut raih Kabupaten Terbaik Pertama Penghargaan Pembangunan Daerah

Bupati Sumedang Doni Ahmad Munir menyatakan aplikasi e-Simpati yang dimiliki Pemkab Sumedang terbukti bisa terimplementasi untuk menurunkan stunting secara terintegrasi, sebagai bentuk kerja sama yang terbangun bersama Pemkot Ambon.

E-Simpati sebagai sistem pencegahan dan penanggulangan stunting berbasis elektronik secara terintegrasi dari desa/kelurahan. Sistem ini merupakan platform digital terbaik di Indonesia yang telah diakui pemerintah pusat.

“Diharapkan lewat hibah aplikasi ini, bisa digunakan Pemkot Ambon, PKK dan desa/kelurahan dalam mempercepat penanganan penurunan stunting di Kota Ambon dari target nasional. Tidak menutup kemungkinan ke depan aplikasi lain pun bisa dihibahkan Pemkab Sumedang ke Kota Ambon," katanya.

Sekretaris Daerah Kota Ambon Agus Ririmasse mengatakan Pemkot Ambon melakukan kunjungan kerja ke Pemkab Sumedang dalam rangka studi tiru percepatan penanganan stunting berdasarkan rujukan pemerintah pusat karena Sumedang termasuk salah satu kabupaten terbaik dalam penanganan stunting.
 

"Atas arahan dan petunjuk bapak penjabat Wali Kota Ambon, maka ASN dan pejabat hingga aparat desa/kelurahan yang terkait stunting datang melakukan studi tiru di Sumedang," katanya.

Kunjungan selama beberapa hari di Sumedang, kata dia, mendapatkan banyak pelajaran, termasuk yang dilihat adalah semua penanganan stunting menggunakan aplikasi termasuk aplikasi e-Simpati.

Baca juga: Pemkab Garut siapkan beras subsidi untuk masyarakat

"Kita juga melakukan MoU hibah aplikasi, dengan adanya kerja sama dengan Pemda Sumedang ini diharapkan dapat mengatasi dan menurunkan angka stunting di Kota Ambon dari 21 persen saat ini ke 10 atau 9 persen," ujarnya.

Ia berharap, seluruh delegasi Pemkot Ambon yang datang ke Sumedang untuk serius dan memahami apa yang telah dipelajari.

"Saya harap, semua ilmu yang didapat dari Sumedang ini bisa dipahami dan diimplementasikan. Jangan anggap kunjungan ini sebagai jalan-jalan. Nanti setelah balik ke Ambon, akan kita evaluasi," katanya.
 

Aplikasi penanganan stunting buatan Kabupaten Sumedang e-Simpati direplikasi oleh Kementerian Kesehatan untuk menangani stunting di wilayah lain seluruh Indonesia.
 
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan 50 kabupaten dan kota yang akan mengujicobakan aplikasi itu merupakan wilayah yang angka stuntingnya tergolong tinggi.
 
"Saya sudah minta izin sama Pak Bupati kemarin, boleh enggak saya pakai di nasional," kata Budi.

Ia menyatakan aplikasi penanganan stunting buatan Pemkab Sumedang itu merupakan platform yang terbaik dan bisa dilakukan juga oleh pemerintah daerah lainnya.
 

"Aplikasi yang dimiliki Kabupaten Sumedang ini merupakan platform digital yang terbaik dan luar biasa," katanya.
 
Terkait stunting di Tanah Air, menurutnya pemerintah pusat tengah dalam proses perbaikan Satu Data Indonesia. Dengan data itu, nantinya pemerintah bisa memiliki data yang pasti.
 
Ia mengapresiasi aplikasi e-Simpati itu sebagai komitmen untuk penanganan stunting. Selain itu, bisa bermanfaat untuk diadopsi bagi daerah lain.
 
Baca juga: Legislator: Pemerintah harus libatkan masyarakat jaga cagar budaya Garut

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Feri Purnama


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023