Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Irwan Meilano, S.T., M.Sc., menyebutkan bahwa gempa dengan magnitudo 7,8 yang mengguncang Turki pada Senin (6/2), merupakan gempa dengan mekanisme geser (strike-slip) dan termasuk fenomena gempa yang paling ditakuti terjadi oleh para ahli gempa.
 
"Gempa Turki yang sekarang merupakan gempa terbesar di Turki setelah gempa dahsyat sebelumnya pada Desember 1939 yang berkekuatan M 7,8 di timur laut Turki, dekat jalur Sesar Anatolia Utara," kata Dr Irwan Meilano, yang juga pakar gempa dari ITB, dalam keterangan tertulis Humas ITB, Kamis.
 
Pusat gempa berada di daerah Turki Selatan dengan kedalaman 11 km yang memicu tsunami kecil dengan ketinggian tsunami setinggi 30 cm di Erdemli.
 
Adapun sumber gempa tersebut merupakan pembangkit tenaga (generator) gempa dahsyat di daratan Turki.
 
Dr Irwan Meilano menjelaskan terdapat empat alasan gempa Turki bersifat merusak, yakni pertama, gempa Turki memiliki magnitudo sebesar 7,8 yang termasuk skala gempa bumi besar.
 
Kedua, pusat gempa Turki berada dekat dengan permukaan tanah yaitu sejauh 18 kilometer.
 
Alasan ketiga, terjadinya gempa susulan berulang setelah 11 menit dengan kekuatan 6,7 dan beberapa jam kemudian terjadi gempa susulan berkekuatan 7,5. Keempat, gempa Turki terjadi di lingkungan yang memiliki struktur bangunan yang tidak bagus.
 
Dilansir dari situs resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Dr. Daryono, S.Si, M.Si menjelaskan bahwa gempa bersumber dari zona Sesar Anatolia Timur yang merupakan zona sesar aktif diiringi dinamika tektonik Lempeng Arab dan Anatolia.
 
Didukung oleh pernyataan Dr. Irwan Meilano yang menjelaskan bahwa gempa Turki merupakan gempa dengan mekanisme geser (strike-slip).

Sementara itu jumlah korban jiwa akibat gempa bumi dahsyat yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2) telah bertambah menjadi 15.383, menurut data yang dirilis oleh pihak otoritas dan tim penyelamat.
Jumlah korban tewas di Turki akibat gempa bumi dahsyat itu telah mencapai 12.391 orang, menurut kantor berita Turki Anadolu pada Kamis (9/2), mengutip Otoritas Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan.
 
   


Di Suriah, sedikitnya 1.262 orang tewas sementara 2.285 lainnya luka-luka di sejumlah wilayah yang dikuasai pemerintah, kata Kementerian Kesehatan Suriah. Laporan media juga mengutip para petugas penyelamat yang mengatakan bahwa sedikitnya 1.730 orang tewas dan lebih dari 2.850 lainnya luka-luka di wilayah yang dikuasai pihak oposisi di Suriah.

Gempa dahsyat bermagnitudo 7,7 mengguncang Provinsi Kahramanmaras di Turki selatan pada Senin pukul 04.17 waktu setempat (08.17 WIB), yang kemudian disusul oleh gempa bermagnitudo 6,4 beberapa menit setelahnya di Provinsi Gaziantep, Turki selatan, dan gempa bermagnitudo 7,6 pada pukul 13.24 waktu setempat (17.24 WIB) di Provinsi Kahramanmaras.

Pada Rabu (8/2), tim penyelamat dari China yang beranggotakan 82 orang tiba di Bandar Udara Adana di Turki pada pukul 04.30 waktu setempat (08.30 WIB) setelah menempuh penerbangan sejauh 8.000 km dengan pesawat sewaan dari Air China. 
 
 
 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar ITB sebut gempa Turki paling ditakuti oleh ahli gempa

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023