Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat telah menyalurkan sejumlah kebutuhan pokok bagi masyarakat korban gempa aktivitas Sesar Garsela di Kecamatan Pasirwangi dan Samarang sebagai penanggulangan awal sebelum datang bantuan lain, termasuk perbaikan rumah yang rusak.

"Tahap awal kami berkoordinasi langsung dengan camat, apa yang harus kita bantu terlebih dahulu, ternyata mereka membutuhkan makan-makanan siap saji, dan kami sudah membawanya," kata Asisten Daerah 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Pemkab Garut Teti Sarifeni usai meninjau daerah yang terdampak gempa di Padaawas, Kecamatan Pasirwangi, Garut, Kamis.

Ia menyampaikan kebutuhan pangan yang disalurkan dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan satu hari atau sehari setelah kejadian gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,3 pada Rabu (1/2) malam.

Jika masyarakat membutuhkan bantuan pokok pangan, kata dia, pemerintah daerah siap menyalurkannya kembali, karena stok pangan untuk korban bencana alam tersedia cukup banyak di pemerintah daerah.

"Kalau kebutuhan bisa terus berlanjut, karena persediaan kita lumayan banyak," katanya.
Petugas mendata kondisi rumah warga yang terdampak gempa bumi di Desa Barusari, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (2/2/2023). (ANTARA/Feri Purnama)


Ia mengatakan tahapan awal penanggulangan bencana gempa bumi yakni melakukan asesmen setiap rumah yang dilaporkan rusak di Kecamatan Samarang dan Kecamatan Pasirwangi.

Pemerintah daerah, kata dia, selanjutnya akan mengklasifikasikan tingkat kerusakan rumah masuk kategori rusak ringan, sedang, atau berat, sebelum nanti diberikan bantuan perbaikan dari pemerintah.

"Semuanya didata, namun dari hasil data itu akan terakses  dan terklasifikasi, mana yang rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan, mohon waktu," katanya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Satria Budi menambahkan, jajarannya sudah diterjunkan untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana gempa, dan juga mendata rumah warga yang rusak.

"Kita melakukan asesmen dibantu TNI, Polri dan unsur pemerintah daerah ada PUPR, dan semua yang terlibat bersama-sama melakukan asesmen di lokasi bencana," katanya.

Ia mengungkapkan jumlah kerusakan rumah warga akibat bencana gempa masih terus berubah atau bertambah, yang semula laporan malam hari sebanyak 20 unit rumah, saat ini terus bertambah karena masih dalam pengecekan di lapangan.

Petugas asesmen di lapangan, kata dia, memeriksa setiap rumah warga yang rusak itu karena disebabkan guncangan gempa, atau memang sudah rusak sebelumnya yang bukan akibat gempa bumi.

"Hari ini kalau laporan memang banyak, tapi hari ini kita asesmen mana yang betul-betul karena bencana dan mana yang bukan juga, kita klasifikasi mana yang ringan, mana yang berat, kita koordinasi dengan Perkim (Dinas Perumahan dan Pemukiman)," kata Satria.
Ia menambahkan saat ini BPBD Garut bersama Polri, TNI, dan dari instansi lainnya membersihkan material bangunan rumah warga yang rusak.

Upaya itu, kata dia, agar warga sudah bisa kembali menempati rumahnya, sedangkan yang rumahnya berbahaya untuk ditempati, sementara tinggal mengungsi di rumah saudara terdekat.

"Masyarakat ada yang tinggal di tempat, ada yang di rumah saudaranya, cuma beberapa keluarga, ya hari ini sudah bisa masuk lagi lah," katanya.


 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023