Antarajawabarat.com,19/3 - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Barat mendorong penggunaan atau menyertakan aksara atau huruf Sunda pada papan nama jalan-jalan di seluruh kota di provinsi itu.

"Di beberapa kota penggunaan Aksara Sunda yang menyertai aksara latin dalam plang atau papan nama jalan sudah dilakukan, hal itu untuk bisa memasyarakatkan Aksara Sunda khususnya di kalangan generasi muda," kata Kepala Disbudpar Jabar Nunung Sobari di sela-sela sosialisasi aksara Sunda di Jatinangor Kabupaten, Sumedang, Jabar, Selasa.

Nunung menyebutkan, penggunaan aksara Sunda di papan jalan cukup efektif untuk mensosialisasikan aksara tersebut. Hal itu untuk mendukung program pengenalan dan pewarisan Aksara Sunda yang telah dilakukan di sekolah-sekolah di Jawa Barat.

Pelestarian aksara Sunda itu, kata Nunung, merupakan bagian dari tugas pemerintah daerah untuk bisa mempertahankan dan mewariskan kemampuan membaca dan menulis dengan aksara atau huruf yang digunakan oleh leluhurnya.

"Animo pelajar untuk menulis aksara Sunda cukup besar, namun perlu didukung oleh kegiatan dan sarana pembelajaran dan pewarisan yang menerus sehingga mereka tak sekedar kenal dan bisa menulis, namun juga memberdayakannya dalam beberapa karya," kata Nunung.

Lebih lanjut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar itu menyebutkan di Jawa Barat terdapat tiga huruf atak aksara yang berkembang dan digunakan oleh masyarakat Sunda di masa lalu yakni aksara cacarakan, aksara pegon dan aksara Sunda kuno.

"Pada 2008, Pemda Jabar telah membakukan aksara daerah yang bisa dipakai oleh masyarakat Jabar adalah aksara Sunda kuno atau yang biasa disebut aksara Sunda," kata Nunung.

Kegiatan Sosialisasi Aksara Daerah merupakan bagian dari program aktualisasi bahasa dan sastra daerah dan sebagai salah satu langkah Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pemprov Jabar mengeluarkan Perda No.5 Tahun 2003 dalam rangka melakukan pelestarian dan pengembangan bahasa dan sastra daerah.

Kegiatan Aktualisasi Bahasa dan Sastra Daerah ini dilaksanakan sebagai upaya dalam ikut serta memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional yang telah ditetapkan oleh UNESCO setiap tanggal 21 Februari.

Tema yang diusung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional tahun 2013 ini adalah "Basa Indung Pikeun Nyungsi Jati Diri, Ngaguar Ajén Budaya". Maksud dan Tujuan dari kegiatan Sosialisasi Aksara ini adalah meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat Jawa Barat akan pentingnya bahasa dan Aksara daerah sebagai bahasa indung yang merupakan identitas dan jati diri suatu bangsa.

"Memberikan motivasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk menggunakan bahasa daerah atau bahasa indung dalam setiap aspek kehidupan selain itu mengembangkan kemampuan masyarakat Jawa Barat khususnya generasi muda untuk mengenal dan dapat menggunakan aksara sunda kedalam sebuah tulisan," katanya.

Kegiatan Sosialisasi Aksara Sunda dengan tema "Gebyar Aksara 2013" digelar di Jatinangor Town Square, Selasa (19/3) melalui talkshow dengan pembicara Idin Baidilah, Dr Undang A Darsa, Ujang Gentra Pamitran. Digelar pula Pameran dan Sosialisasi Aksara Sunda dan Pergeleran Kesenian.

Kegiatan ini kerja sama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dengan BEM Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Daerah FPBS UPI Bandung.***4***

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013