Sejumlah anak-anak penyintas gempa Cianjur di Kampung Banjar Pinang, Desa Cijendil, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengisi hari-hari di pengungsian dengan belajar baca Alquran untuk pemulihan trauma (trauma healing), Sabtu.
 
Pantauan ANTARA di lokasi, seorang guru mengajarkan anak-anak perempuan membaca Alquran, mengkoreksi bacaannya hingga benar secara tartil.
 
Raysha Salsabila Swara (11), siswa kelas lima SDN Cijedil mendapat giliran membawa Alquran surah Al Isra' dipandu oleh guru ngaji Siti Hafsoh.
 
Menurut Siti Hafsoh, belajar merupakan hak anak-anak, meski situasi tengah bencana, hak tersebut harus tetap diberikan agar anak-anak bisa mengisi waktu selama di pengungsian dengan kegiatan positif.
 
"Kewajiban bagi orang tua agar anak-anak belajar, hak anak. Meski di pengungsian diisi dengan kegiatan positif," kata Siti.
 
Di posko pengungsian yang didirikan Resimen II Pasukan Pelopor Korps Brimob Polri itu ditempati sekitar 200 pengungsi, terdiri dari anak-anak, lansia dan orang dewasa.
 
Mereka sudah mengungsi sejak Senin (21/11) malam, selain di tenda, ada juga yang memilih mengungsi di dalam mobil minibus yang terparkir di dekat tenda.
 
Kondisi di wilayah tersebut banyak rumah warga yang hancur dan tidak bisa ditempati, termasuk satu unit Masjid Umar Bin Khatab dan Madrasyah Diniyah.
 
Anak-anak yang mengungsi di posko tersebut merupakan murid dari Madrasyah Diniyah Umar Bin Khatab pimpinan Ustadz Usman Sumilar.
 
Karena madrasyah juga ikut rusak, tidak dapat digunakan sehingga pendidikan belajar Alquran dan agama Islam terhenti.
 
Siti Hafsoh yang juga salah satu pengajar, mengalihkan pembelajaran Alquran di tenda-tenda.
 
Kegiatan belajar Alquran dilakukan di siang hari karena malam hari belum ada penerangan.
 
"Kan malam hari enggak ada listrik di sini, jadi belajar ngajinya siang, kegiatannya antara satu sampai dua jam," katanya.
 
 
Siti menyebut, tidak ada paksaan bagi anak-anak untuk belajar, semauanya dan sekeinginannya, sehingga kegiatan belajar mengaji tersebut jadi tidak membebankan anak-anak.
 
"Kadang empat anak, kadang lebih. Semaunya mereka aja," kata Siti.
 
Raysha Salsabila Swara (11) mengaku senang belajar mengaji. Ia pun rindu bisa sekolah lagi tapi SDN Cijedil tepatnya belajar rusak tidak bisa digunakan.
 
"Sekolahnya enggak bisa kan rubuh sekolahnya," kata Raysha yang mengungsi bersama orang tua dan adik-adiknya.
 
Hingga hari ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban jiwa akibat gempa Cianjur mencapai 310 jiwa.
 
Gempa juga mengakibatkan kerusakan 363 sekolah, 144 rumah ibadah, tiga fasilitas kesehatan, dan 16 perkantoran.
 
Terdapat 1.120 kepala keluarga mengungsi yang terdiri atas 58.362 jiwa.
Sementara itu Menteri Sosial Tri Rismaharini mengupayakan pemulihan trauma dengan layanan dukungan sosial (LDP) untuk penyintas gempa Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Mensos Risma di Cijendil, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Kamis mengatakan pemulihan trauma warga terdampak gempa juga dapat dilakukan sembari memberikan kegiatan untuk membangun usaha agar penyintas memiliki kesibukan.

Pelatihan usaha yang ditawarkan Kementerian Sosial diantaranya pembuatan bata interlock, jajanan hingga kerajinan tangan.

"Nanti kita ajarkan membuat bata supaya ada kesibukan, karena pasti ini lama, rumah mereka banyak yang roboh. Jadi untuk mengisi kesibukan nanti kita nanti ajarkan, selain untuk trauma healing juga bisa bantu untuk usaha," ujar Mensos Risma.

Menurutnya, bisnis bata interlock tersebut sangat cocok dengan kondisi geografis Indonesia, serta dapat menjadi bisnis yang menjanjikan.

Bata yang dimaksud adalah bata interlock yang dapat menjadi serbuk ketika terjatuh. "Nanti ada khusus campurannya, kalau jatuh, dia kayak serbuk gitu. Nanti kita siapkan, kita ajarkan. Tadi saya sudah pesan untuk alat cetaknya dan sebagainya," ujar dia.

Program semacam itu juga sudah diterapkan dalam layanan dukungan psikososial kepada penyintas awan panas guguran Gunung Semeru pada tahun 2021.

Oleh karena Kabupaten Cianjur kawasan yang luas, Mensos Risma tidak hanya mengandalkan sumber daya dari Kementerian Sosial saja, tetapi juga pihak lainnya yang turut membantu. "Yang penting mereka punya kesibukan, supaya traumanya bisa segera hilang," ujar dia.

Layanan Dukungan Psikososial Kementerian Sosial di Cianjur pada Kamis dilakukan di delapan titik diantaranya Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang; Kampung Munjul I, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang; Kampung Longkewang I, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Anak penyintas gempa Cianjur belajar Alquran untuk pemulihan trauma

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022