Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat mengosongkan bangunan SDN 2 Parungponteng untuk tidak digunakan kegiatan belajar mengajar karena berada di lokasi terancam bahaya bencana tanah longsor susulan.
"Sekolah sementara dikosongkan dulu, untuk teknis belajar sudah diserahkan ke Dinas Pendidikan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya Kurnia Trisna di Tasikmalaya, Minggu.
Ia menuturkan bencana tanah longsor di Desa Girikencana, Kecamatan Parungponteng telah menggerus jalan menghubungkan Parungpoteng dengan Kecamatan Cibalong.
Longsor itu, kata dia, tidak hanya menyebabkan jalan terputus, melainkan mengancam bangunan sekolah yang akhirnya tidak boleh ada kegiatan belajar mengajar untuk menghindari bahaya longsor.
"Bangunan sekolah masih utuh. Retakan jalan sudah ada di pinggir gerbang sekolah," katanya.
Ia menyampaikan jajarannya bersama dinas terkait sedang berupaya menanggulangi lokasi longsor tersebut dan mengamati setiap perkembangan tanah bergerak.
Kondisi saat ini, kata dia, relatif aman, kendaraan roda dua yang mau melintasi jalan yang terdampak longsor diarahkan melewati halaman sekolah.
"Kita lihat perkembangan retakan, kalau tidak melebar lagi, tidak menutup kemungkinan sekolah bisa normal kembali," katanya.
Ia menyampaikan bencana tanah longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Tasikmalaya, Rabu (26/10), menyebabkan jalan terputus, kemudian rumah warga terancam bahaya longsor.
Hasil kajian, kata dia, daerah tersebut rawan terjadi longsor, terakhir pada 2020 juga pernah terjadi tanah bergerak di kawasan itu.
"Gerakan tanah pernah ada tahun 2020, Parungponteng termasuk daerah rawan," kata Kurnia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Sekolah sementara dikosongkan dulu, untuk teknis belajar sudah diserahkan ke Dinas Pendidikan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya Kurnia Trisna di Tasikmalaya, Minggu.
Ia menuturkan bencana tanah longsor di Desa Girikencana, Kecamatan Parungponteng telah menggerus jalan menghubungkan Parungpoteng dengan Kecamatan Cibalong.
Longsor itu, kata dia, tidak hanya menyebabkan jalan terputus, melainkan mengancam bangunan sekolah yang akhirnya tidak boleh ada kegiatan belajar mengajar untuk menghindari bahaya longsor.
"Bangunan sekolah masih utuh. Retakan jalan sudah ada di pinggir gerbang sekolah," katanya.
Ia menyampaikan jajarannya bersama dinas terkait sedang berupaya menanggulangi lokasi longsor tersebut dan mengamati setiap perkembangan tanah bergerak.
Kondisi saat ini, kata dia, relatif aman, kendaraan roda dua yang mau melintasi jalan yang terdampak longsor diarahkan melewati halaman sekolah.
"Kita lihat perkembangan retakan, kalau tidak melebar lagi, tidak menutup kemungkinan sekolah bisa normal kembali," katanya.
Ia menyampaikan bencana tanah longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Tasikmalaya, Rabu (26/10), menyebabkan jalan terputus, kemudian rumah warga terancam bahaya longsor.
Hasil kajian, kata dia, daerah tersebut rawan terjadi longsor, terakhir pada 2020 juga pernah terjadi tanah bergerak di kawasan itu.
"Gerakan tanah pernah ada tahun 2020, Parungponteng termasuk daerah rawan," kata Kurnia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022