Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memberikan bantuan hingga Rp 200 juta untuk setiap pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang selama ini membantu pemerintah daerah dalam  meningkatkan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) bidang pendidikan.

Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Jumat, mengatakan keberadaan 276 PKBM di seluruh wilayah Cianjur telah membantu Pemkab Cianjur dalam memberikan pelayanan pendidikan bagi warga usia produktif 21 tahun ke atas untuk menuntaskan pendidikan SD, SMP, dan SMA. 

"Keberadaan PKBM sangat membantu pemerintah dalam meningkatkan program wajib belajar 12 tahun yang masih rendah, sehingga banyak warga yang hanya memiliki ijazah SD atau SMP, maka sekarang dapat ikut persamaan SMA. Dengan demikian usia rata-rata dan lama sekolah menjadi meningkat," katanya. 

Untuk menunjang kegiatan PKBM yang berjumlah 276 di Kabupaten Cianjur, pihaknya telah mengalokasikan bantuan dana operasional, alat tulis kantor, biaya tutor hingga tenaga konsultan dan pendidikan yang mencapai Rp200 juta per PKBM, sehingga bisa menunjang kegiatan belajar mengajar untuk warga dan pada gilirannya IPM Cianjur dapat naik. 

"Pemkab Cianjur akan mendukung penuh PKBM yang sudah berdiri lama dan terakreditasi dengan bantuan operasional hingga Rp200 juta. Sehingga pihak pengelola dapat mengembangkan kegiatan termasuk memberikan materi keterampilan untuk siswa didik terutama yang berusia produktif," katanya. 

Pemberian bantuan tersebut, tambah Herman, ditunjang bantuan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) setiap tahunnya. Karena itu Bupati Cianjur meminta bagi warga usai produktif 21 tahun ke atas dapat melanjutkan pendidikannya hingga SMA dengan mengikuti program paket C di PKBM di wilayah tempat tinggalnya. 

Wakil Kepala PKBM Srikandi, Gito Ramdhani, mengatakan pengelola PKBM di Cianjur sangat terbantu dengan anggaran yang diberikan Pemkab Cianjur, untuk operasional yang selama ini ditanggung secara mandiri, sehingga mereka dapat mengembangkan berbagai program dan keterampilan untuk anak didik seperti membeli komputer atau laptop. 

"Kami sangat terbantu dengan anggaran yang berikan, sehingga berbagai program dan materi tambahan untuk siswa didik yang rata-rata berusia di atas 21 tahun dapat diberikan melalui tutor berpengalaman sesuai bidangnya seperti ahli komputer dan akuntansi," kata Gito. 

 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022