Wali Kota Cirebon, Jawa Barat Nashrudin Azis menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mengantisipasi bencana alam, terutama pada saat terjadi potensi cuaca ekstrem seperti beberapa waktu belakangan ini.
"Kami langsung menginstruksikan BPBD, agar bisa mengantisipasi terjadinya bencana, setelah adanya peringatan cuaca ekstrem dari BMKG," kata Azis di Cirebon, Senin.
Baca juga: 1.008 warga Cirebon ikuti pelatihan ketrampilan kerja
Azis mengatakan di Kota Cirebon, memang terdapat beberapa titik atau lokasi yang sering terjadi genangan air ketika hujan dengan intensitas tinggi, untuk itu perlu ada perbaikan dan normalisasi drainase serta sungai.
Menurutnya ketika cuaca ekstrem itu terjadi, tentu harus diwaspadai semua pihak, terutama pemerintah daerah untuk menjamin warganya tetap aman dari bencana alam.
"Drainase dan sungai memang harus segera dibersihkan, serta dinormalisasi, agar ketika hujan datang bisa menampung debit air," tuturnya.
Kota Cirebon yang terletak di hilir kata Azis, tentu berpotensi menerima kiriman air dari hulu, sehingga ketika hujan turun di hulu dan hilir membuat daya tampung sungai semakin berat.
Untuk itu, perlu adanya normalisasi serta pembersihan sungai dari sampah maupun benda apa pun, agar aliran sungai bisa lancar.
Baca juga: Penyaluran BLT BBM di Cirebon dipastikan tepat sasaran
Selain itu pohon-pohon yang sudah rawan tumbang harus dipelihara dengan baik, salah satunya dengan cara dipangkas ranting-rantingnya, agar ketika terjadi angin kencang tidak tumbang.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kertajati, Kabupaten Majalengka merilis bahwa Cirebon masuk dalam daerah yang berisiko untuk terjadi bencana alam saat terjadi cuaca ekstrem.
"Cirebon masuk dalam kategori waspada, untuk itu perlu persiapan semua pihak dalam menghadapi cuaca ekstrem ini," kata Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Kertajati Ahmad Faa Iziyn.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Kami langsung menginstruksikan BPBD, agar bisa mengantisipasi terjadinya bencana, setelah adanya peringatan cuaca ekstrem dari BMKG," kata Azis di Cirebon, Senin.
Baca juga: 1.008 warga Cirebon ikuti pelatihan ketrampilan kerja
Azis mengatakan di Kota Cirebon, memang terdapat beberapa titik atau lokasi yang sering terjadi genangan air ketika hujan dengan intensitas tinggi, untuk itu perlu ada perbaikan dan normalisasi drainase serta sungai.
Menurutnya ketika cuaca ekstrem itu terjadi, tentu harus diwaspadai semua pihak, terutama pemerintah daerah untuk menjamin warganya tetap aman dari bencana alam.
"Drainase dan sungai memang harus segera dibersihkan, serta dinormalisasi, agar ketika hujan datang bisa menampung debit air," tuturnya.
Kota Cirebon yang terletak di hilir kata Azis, tentu berpotensi menerima kiriman air dari hulu, sehingga ketika hujan turun di hulu dan hilir membuat daya tampung sungai semakin berat.
Untuk itu, perlu adanya normalisasi serta pembersihan sungai dari sampah maupun benda apa pun, agar aliran sungai bisa lancar.
Baca juga: Penyaluran BLT BBM di Cirebon dipastikan tepat sasaran
Selain itu pohon-pohon yang sudah rawan tumbang harus dipelihara dengan baik, salah satunya dengan cara dipangkas ranting-rantingnya, agar ketika terjadi angin kencang tidak tumbang.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kertajati, Kabupaten Majalengka merilis bahwa Cirebon masuk dalam daerah yang berisiko untuk terjadi bencana alam saat terjadi cuaca ekstrem.
"Cirebon masuk dalam kategori waspada, untuk itu perlu persiapan semua pihak dalam menghadapi cuaca ekstrem ini," kata Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Kertajati Ahmad Faa Iziyn.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022