Cirebon (ANTARA) - Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, menyasar kelurahan rawan pangan di daerah itu dalam pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan keterjangkauan bahan pokok bagi masyarakat.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Iing Daiman di Cirebon, Senin, mengatakan program GPM untuk daerah rawan pangan itu dilaksanakan satu bulan sekali yang menghadirkan bahan pokok berkualitas dengan harga terjangkau.
Baca juga: Pemkot Cirebon optimistis realisasi PBB 2025 capai Rp70 miliar
“Salah satu titik pelaksanaan GPM digelar di Lapangan Kebon Pelok Kelurahan Argasunya pada Kamis (30/1), yang dipilih dengan mempertimbangkan aksesibilitas bagi warga di wilayah rentan pangan,” katanya.
Ia menjelaskan pemilihan lokasi GPM tersebut, didasarkan karena tempatnya strategis dan dapat menjangkau warga yang membutuhkan akses lebih mudah terhadap bahan pangan murah.
Menurutnya, pada GPM sejumlah komoditas dijual dengan harga lebih rendah dibandingkan pasar seperti cabai rawit dari harga Rp70 ribu menjadi Rp60 ribu per kg, cabai merah dari Rp57 ribu menjadi Rp50 ribu per kg, serta daging sapi dari Rp130 ribu menjadi Rp110 ribu per kg.
“Kami juga menyediakan beras SPHP sebanyak 10 ton per kegiatan KPM. Namun jumlah ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sesuai kajian dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID),” ujarnya.
Selain menekan harga, kata dia, pelaksanaan GPM juga bertujuan untuk membantu pemenuhan gizi masyarakat.
Ia menyebutkan Pemkot Cirebon menyediakan paket bantuan ikan gratis bagi masyarakat, yang diharapkan dapat meningkatkan asupan protein, khususnya bagi anak-anak.
“Bantuan ini menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas gizi keluarga dan menekan angka stunting di Kota Cirebon,” katanya.
Ke depan, pihaknya berencana menggelar GPM secara rutin setiap bulan, terutama menjelang momen besar menjelang Ramadhan dan Idul Fitri yang biasanya berdampak pada harga pangan.