Bulog Sub Divre Cianjur, Jawa Barat, mencatat stok beras di gudang Cianjur mencapai 6.000 ton untuk kebutuhan enam kabupaten/kota dan dipastikan aman hingga akhir tahun.

Kepala Bulog Sub Divre Cianjur, Renato Horison saat dihubungi Sabtu, mengatakan stok beras tersebut untuk menutupi kebutuhan enam kabupaten kota, Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Depok.

Baca juga: Pemkab Cianjur berikan bantuan langsung tunai kepada 1.509 pelaku pariwisata

"Kebutuhan terbesar untuk Kabupaten Bogor sebanyak 500 ton yang sudah disalurkan dengan harga Rp 8.300 per kilogram, termasuk harga untuk Cianjur dan kabupaten/kota lainnya yang mendapat pasokan dari gudang Cianjur," katanya.

Selama ini, ungkap dia, untuk Kabupaten Cianjur penyerapan beras Bulog sekitar 300 ton, sehingga dengan pasokan yang ada saat ini sebanyak 6.000 ton dinilai cukup untuk kebutuhan hingga akhir tahun.
"Kita pastikan ketersediaan stok beras aman sampai akhir tahun bahkan hingga awal tahun," katanya.

Sementara sejumlah pedagang beras di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, mengatakan sejak dua pekan terakhir harga beras berbagai jenis mengalami kenaikan meski tidak sampai melambung berkisar antara Rp 500 sampai Rp 1.000 per kilogram karena imbas dari penyesuaian harga BBM.

Baca juga: Pemkab Cianjur bangun jalan 15 kilometer dukung pembangunan Puncak II

Untuk harga beras dari Jawa ungkap pedagang beras yang biasa dijual Rp 8.500 per kilogram naik menjadi Rp 9.000 per kilogram, sedangkan beras Cianjur yang biasa dijual Rp 9.500 menjadi Rp 11.500 per kilogram. Kenaikan karena penyesuaian harga transportasi dari distributor atau agen.

"Tidak terlalu terdampak atas kenaikan BBM, namun harga beras menyesuaikan dengan biaya transportasi. Kalau sampai terjadi kenaikan tinggi akan ada operasi pasar dari pemerintah dampaknya tingkat penjual akan menurun," kata Usman.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022