Pemkab Cianjur, Jawa Barat, mengarahkan nelayan di pantai selatan menjadi pembudidaya lobster atau udang windu untuk meningkatkan perekonomian dan berhenti memburu benur atau anakan lobster yang terlarang dijualbelikan.

Bupati Cianjur dan ketua HNSI Jabar, Herman Suherman di Cianjur Rabu, mengakui banyak mendapatkan laporan terkait perburuan benur yang dijualbelikan di tengah laut karena hasilnya cukup menjanjikan meski terlarang dan dapat dipidanakan.

"Kita meminta tidak ada perburuan benur untuk dijualbelikan. Lebih baik dibudidayakan di tambak di tengah laut atau membuat tambak air asin di pinggir pantai, sehingga benur yang didapat lebih memiliki nilai jual ketika sudah menjadi lobster," katanya.

Untuk mengantisipasi maraknya perburuan anakan lobster itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polair Polres Cianjur, untuk melakukan patroli rutin di perairan pantai selatan Cianjur yang memiliki bentangan hingga 75 kilometer berbatasan dengan Kabupaten Garut dan Sukabumi.

Menurut Herman, sebagian besar pelaku pemburuan benur berasal dari luar Cianjur, bahkan tidak sedikit pelaku yang kehilangan nyawa karena memaksakan diri menyelam tanpa alat yang memadai atau terbawa gelombang karena cuaca ekstrem yang kerap melanda pantai selatan Cianjur.

"Kami berharap nelayan Cianjur tidak tergiur menjual anakan lobster tapi lebih baik membudidayakan karena nilai jual-nya lebih tinggi, ketimbang menjual benur ketika tertangkap tentunya akan berurusan dengan hukum," katanya.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Barat, Iwan Mustofa, mengatakan selama ini pihaknya menggencarkan sosialisasi terkait larangan memburu benur di seluruh perairan Jabar karena dilarang pemerintah dan dapat merugikan nelayan meski harga per ekor menjanjikan.

"Namun kita juga serba salah karena sebagian besar berdalih urusan perut, sehingga kami akan membuat program budidaya semaksimal mungkin di pantai utara dan selatan guna meningkatkan perekonomian nelayan yang selama ini jarang mendapat bantuan pemerintah," katanya.


 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022