ANTARAJAWABARAT.com, 31/7 - Koperasi Produksi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, membutuhkan modal pengembangan usaha agar koperasi bisa menyejahterakan anggota.
"Sekarang lagi merintis, jadi kekurangan modal," kata Wakil Ketua Kopti Kabupaten Tasikmalaya Mamat Rahmat saat dihubungi melalui telepon seluler di Tasikmalaya, Senin.
Menurut dia, jika kopti memiliki modal yang kuat akan mampu membantu para perajin untuk tetap memproduksi tahu dan tempe meskipun harga kedelai di pasaran mengalami kenaikan.
Apalagi jika harga kedelai seperti saat ini yang mencapai Rp8.000 per kilogram, kata Mamat, hal itu tentu membuat Kopti Kabupaten Tasikmalaya yang memprihatinkan tersebut tidak bisa berbuat banyak untuk membantu modal kepada para perajin.
"Setidaknya keberadaan koperasi ini bisa membantu pengrajin, tapi dengan kondisi seperti ini (harga kedelai naik, red.) Kopti tidak bisa membantu," katanya.
Upaya dari para pengurus atau anggota Kopti Kabupaten Tasikmalaya, kata Mamat, melakukan simpanan modal dari setiap anggotanya yang sebanyak 40 orang dengan jumlah baru mencapai sekitar Rp20 juta.
Namun, katanya, besaran uang itu masih tergolong kecil untuk digulirkan sebagai pinjaman modal kepada anggota Kopti.
Dalam kondisi Kopti setempat yang memprihatinkan, ia berharap ada upaya pemerintah menangani penyuplai kacang kedelai agar harga jualnya stabil.
"Prioritaskan lagi Bulog menangani bahan baku salah satunya kedelai, agar seperti dulu harga kedelai stabil, jadi biaya kerja dan operasional lancar," katanya.
feri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
"Sekarang lagi merintis, jadi kekurangan modal," kata Wakil Ketua Kopti Kabupaten Tasikmalaya Mamat Rahmat saat dihubungi melalui telepon seluler di Tasikmalaya, Senin.
Menurut dia, jika kopti memiliki modal yang kuat akan mampu membantu para perajin untuk tetap memproduksi tahu dan tempe meskipun harga kedelai di pasaran mengalami kenaikan.
Apalagi jika harga kedelai seperti saat ini yang mencapai Rp8.000 per kilogram, kata Mamat, hal itu tentu membuat Kopti Kabupaten Tasikmalaya yang memprihatinkan tersebut tidak bisa berbuat banyak untuk membantu modal kepada para perajin.
"Setidaknya keberadaan koperasi ini bisa membantu pengrajin, tapi dengan kondisi seperti ini (harga kedelai naik, red.) Kopti tidak bisa membantu," katanya.
Upaya dari para pengurus atau anggota Kopti Kabupaten Tasikmalaya, kata Mamat, melakukan simpanan modal dari setiap anggotanya yang sebanyak 40 orang dengan jumlah baru mencapai sekitar Rp20 juta.
Namun, katanya, besaran uang itu masih tergolong kecil untuk digulirkan sebagai pinjaman modal kepada anggota Kopti.
Dalam kondisi Kopti setempat yang memprihatinkan, ia berharap ada upaya pemerintah menangani penyuplai kacang kedelai agar harga jualnya stabil.
"Prioritaskan lagi Bulog menangani bahan baku salah satunya kedelai, agar seperti dulu harga kedelai stabil, jadi biaya kerja dan operasional lancar," katanya.
feri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012