Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan proses investigasi dugaan kasus hepatitis misterius terus menunjukkan perkembangan informasi yang cukup baik.
"Perkembangannya kita monitor terus dan sudah ada banyak informasi tambahan. Secara umum perkembangannya cukup baik," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari YouTube Kemenkes RI di Jakarta, Kamis.
Budi mengatakan proses investigasi dilakukan melalui kerja sama Kemenkes RI dengan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Amerika dan Inggris dalam upaya mencari penyebab hepatitis akut.
Baca juga: Hepatitis akut tak berpeluang pandemi, kata Kemenkes
Menkes Budi menyebut kemungkinan hepatitis akut karena Adenovirus strain 41. Tapi dugaan itu masih harus didukung penelitian lebih lanjut.
Kemenkes masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.
"Hepatitis memang isu yang lagi hot dan tidak semua informasi itu sampai ke masyarakat. Kita akan sampaikan dalam kesempatan yang lain," katanya.
Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan selama proses investigasi bergulir, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Dinkes Bandung imbau masyarakat kenali hepatitis akut untuk pencegahan dini
"Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," katanya.
Nadia yang menjabat sebagai Sekretaris Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI itu melihat kasus hepatitis akut tidak berpeluang menjadi pandemi. Perkembangan kasus cukup lambat sebab sejauh ini baru enam negara yang melaporkan ada lebih dari enam pasien.
Secara terpisah, Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hanifah Oswari mengatakan dugaan awal penyebab hepatitis akut antara lain Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV. Virus tersebut menyerang saluran cerna dan saluran pernapasan pasien.
Untuk mencegah risiko infeksi, Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
“Jaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” katanya.
Baca juga: Hepatitis Akut tak berkaitan vaksinasi COVID-19, ujar RSPI Sulianti Saroso
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Perkembangannya kita monitor terus dan sudah ada banyak informasi tambahan. Secara umum perkembangannya cukup baik," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari YouTube Kemenkes RI di Jakarta, Kamis.
Budi mengatakan proses investigasi dilakukan melalui kerja sama Kemenkes RI dengan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Amerika dan Inggris dalam upaya mencari penyebab hepatitis akut.
Baca juga: Hepatitis akut tak berpeluang pandemi, kata Kemenkes
Menkes Budi menyebut kemungkinan hepatitis akut karena Adenovirus strain 41. Tapi dugaan itu masih harus didukung penelitian lebih lanjut.
Kemenkes masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.
"Hepatitis memang isu yang lagi hot dan tidak semua informasi itu sampai ke masyarakat. Kita akan sampaikan dalam kesempatan yang lain," katanya.
Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan selama proses investigasi bergulir, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Dinkes Bandung imbau masyarakat kenali hepatitis akut untuk pencegahan dini
"Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," katanya.
Nadia yang menjabat sebagai Sekretaris Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI itu melihat kasus hepatitis akut tidak berpeluang menjadi pandemi. Perkembangan kasus cukup lambat sebab sejauh ini baru enam negara yang melaporkan ada lebih dari enam pasien.
Secara terpisah, Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hanifah Oswari mengatakan dugaan awal penyebab hepatitis akut antara lain Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV. Virus tersebut menyerang saluran cerna dan saluran pernapasan pasien.
Untuk mencegah risiko infeksi, Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
“Jaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” katanya.
Baca juga: Hepatitis Akut tak berkaitan vaksinasi COVID-19, ujar RSPI Sulianti Saroso
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022