Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung meminta masyarakat mengenali gejala-gejala hepatitis akut sebagai pencegahan dini sehingga dapat diwaspadai penularannya.
Kepala Dinkes Kota Bandung Ahyani Raksanagara di Bandung, Jawa Barat, Rabu, mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menyatakan penyebaran hepatitis yang perlu diwaspadai itu.
Baca juga: Wabup Garut akan evaluasi pelayanan wisata agar lebih baik
Namun waspada, kata dia, bukan berarti masyarakat harus panik.
"Perlu kewaspadaan luar biasa karena sudah dilaporkan di 12 negara. Apakah berdiri sendiri atau penularan berpindah, belum tahu, tapi waspada," kata dia.
Dia menjelaskan gejala hepatitis akut tersebut seperti sakit kuning, sedangkan gejalanya antara lain mual, diare, hingga perubahan warna air kencing menjadi seperti warna air teh.
Ahyani mengatakan penularan hepatitis akut diduga masuk melalui mulut sehingga masyarakat perlu mewaspadai makanan yang masuk lewat mulut.
"Antisipasi tadi nomor satu, masyarakat harus paham, karena itu bisa terjadi apabila tidak menjaga perilaku kita saat makan, sebelum makan baiknya kita menyiapkan makanan dan memilih makanan," kata dia.
Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi ke setiap fasilitas kesehatan di Kota Bandung agar dapat mengenali ciri-ciri penyakit hepatitis akut.
"Kita memberikan sosialisasi ke fasilitas kesehatan supaya tidak gagap kalau ada keluhan seperti itu (hepatitis akut, red.)," katanya.
Sejauh ini, kata dia, belum ada anak-anak di Kota Bandung yang tertular oleh penyakit hepatitis akut.
Dia meminta para orang tua memastikan anak-anaknya rajin mencuci tangan sebagai langkah pencegahan.
"Pastikan anak-anak 16 tahun ke bawah untuk rajin cuci tangan sebelum makan, memilih makanan, dan jangan berbagi sendok makan," kata dia.
Baca juga: Polres Garut pantau hari terakhir arus balik Lebaran menggunakan paramotor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Kepala Dinkes Kota Bandung Ahyani Raksanagara di Bandung, Jawa Barat, Rabu, mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menyatakan penyebaran hepatitis yang perlu diwaspadai itu.
Baca juga: Wabup Garut akan evaluasi pelayanan wisata agar lebih baik
Namun waspada, kata dia, bukan berarti masyarakat harus panik.
"Perlu kewaspadaan luar biasa karena sudah dilaporkan di 12 negara. Apakah berdiri sendiri atau penularan berpindah, belum tahu, tapi waspada," kata dia.
Dia menjelaskan gejala hepatitis akut tersebut seperti sakit kuning, sedangkan gejalanya antara lain mual, diare, hingga perubahan warna air kencing menjadi seperti warna air teh.
Ahyani mengatakan penularan hepatitis akut diduga masuk melalui mulut sehingga masyarakat perlu mewaspadai makanan yang masuk lewat mulut.
"Antisipasi tadi nomor satu, masyarakat harus paham, karena itu bisa terjadi apabila tidak menjaga perilaku kita saat makan, sebelum makan baiknya kita menyiapkan makanan dan memilih makanan," kata dia.
Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi ke setiap fasilitas kesehatan di Kota Bandung agar dapat mengenali ciri-ciri penyakit hepatitis akut.
"Kita memberikan sosialisasi ke fasilitas kesehatan supaya tidak gagap kalau ada keluhan seperti itu (hepatitis akut, red.)," katanya.
Sejauh ini, kata dia, belum ada anak-anak di Kota Bandung yang tertular oleh penyakit hepatitis akut.
Dia meminta para orang tua memastikan anak-anaknya rajin mencuci tangan sebagai langkah pencegahan.
"Pastikan anak-anak 16 tahun ke bawah untuk rajin cuci tangan sebelum makan, memilih makanan, dan jangan berbagi sendok makan," kata dia.
Baca juga: Polres Garut pantau hari terakhir arus balik Lebaran menggunakan paramotor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022