Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Benny Bachtiar mengenalkan oleh-oleh khas yang ada di Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat yang bisa dijadikan buah tangan oleh pemudik.

"Jalur Pantai Utara atau Pantura di Jawa Barat akan menjadi jalur yang dilalui pemudik pada Lebaran 2022. Di sepanjang jalur itu, ada sejumlah kuliner yang bisa pemudik nikmati," kata Benny Bachtiar di Bandung, Jumat (29/4).
 
Oleh-oleh yang pertama, kata Benny, ialah kerupuk melarat. Kerupuk menjadi salah satu camilan yang disukai hampir semua kalangan, namun di Cirebon ada kerupuk yang unik yang berbeda dengan jenis kerupuk lainnya, namanya kerupuk melarat.

"Salah satu keunikan yang menonjol dari kerupuk ini, ialah cara memasaknya yang tanpa menggunakan minyak goreng. Sebagai gantinya, kerupuk mengembang setelah dimasak menggunakan pasir hitam yang panas. Konon cara memasak seperti inilah yang membuat nama cemilan ini kerupuk melarat," kata dia.
 
Menurut dia soal cita rasa, kerupuk dari bahan dasar tepung kanji ini rasanya lebih kesat, agak manis gurih yang berbeda dengan kerupuk lainnya.

Kendati begitu, cemilan ini punya tempat tersendiri di lidah pecintanya.
 
"Jika Anda mudik lewat jalur Pantura Cirebon, kerupuk ini bisa dijadikan sebagai oleh-oleh di Jalur Pantura. Salah satu sentra pembuatannya ada di Tengah Tani, Cirebon dengan harga mulai dari Rp10 ribu hingga Rp30 ribu per bungkusnya," kata dia.
 
Oleh-oleh yang kedua ialah Sirup Tjampolay alias sirup cap buah campolay yang melegenda.
 
Campolay sendiri disebut juga sawo belanda yang memiliki rasa yang manis dan tekstur yang lembut.
 
Minuman yang telah ada sejak 11 Juli 1936 ini, diracik oleh keturunan Tionghoa, Tan Tjek Tjiu.
 
Konon, rasanya yang manis dan legit tak hanya disukai oleh warga lokal saja, namun juga orang Belanda yang tinggal di Kota Udang tempo dulu.
 
Selain rasa buah campolay, saat ini Sirup Tjampolay memiliki 9 varian rasa lainnya seperti rasa asam jeruk, rasa rossen, nanas, pisang susu, melon, leci, mangga gedong, kopi moka dan jeruk nipis.
 
"Sirup kental nan manis ini bisa dijadikan buah tangan bagi sanak saudara di kampung halaman," kata dia.
 
Oleh-oleh yang ketiga adalah Buah Mangga Gedong Gincu dari Kabupaten Indramayu.
 
Buah mangga ini bentuknya bulat lebih bulat dari mangga biasa, dan warnanya jingga kemerahan seperti diberi gincu.
 
Soal rasa, mangga gedong gincu memiliki rasa manis-asam jika sudah matang. Berbeda dengan varian mangga lain yang memiliki rasa dominan manis. Daging buahnya pun tebal dan kaya serat serta aromanya yang khas.
 
"Buah mangga gedong gincu ini bisa menjadi oleh-oleh favorit yang bisa pemudik dapatkan bila melintas ke Indramayu. Dari berbagai sumber satu kilo gram mangga gedong gincu ini berkisar Rp 30 ribu per kg," kata dia.
 
Oleh-oleh selanjutnya adalah Keripik Tike dari Kabupaten Indramayu.
 
Benny mengatakan pemudik bisa membawa pulang keripik tike.
 
Cemilan ini berbahan baku dari tanaman umbi-umbian atau biji rumput teki yang bisa ditemui pada musim tertentu diolah secara tradisional dan memiliki rasa yang gurih sekaligus bikin ketagihan para pengunjung ketika datang ke Kota Mangga Indramayu.
 
Keripik Tike sendiri berasal dari Desa Jumbleng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu, olahan makanan ringan ini tetap eksis walau proses pembuatannya masih tradisional oleh masyarakat setempat.
 
Keripik Tike memiliki warna tekstur putih dan ada bintik hitam-kehitaman dan mempunyai rasa yang gurih dan asin.
 
Cemilan ini bisa didapatkan pemudik di toko-toko suvenir di Kabupaten Indramayu dengan harga sekitar Rp30 ribu per 100 gramnya.

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022