BPBD Cianjur, Jawa Barat, bersama tim gabungan akhirnya menemukan jasad Sukinah (65), petani dari Desa Gelaranyar, Kecamatan Pagelaran yang dilaporkan hilang terbawa arus sungai saat korban bekerja di sawah.
Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Wibowo saat dihubungi Selasa, mengatakan pihaknya langsung mengirim petugas dan relawan untuk melakukan pencarian terhadap tubuh korban dengan cara menyusuri pinggiran dan tengah sungai menggunakan perahu karet dibantu warga sekitar.
"Pencarian terkendala dengan cuaca dan debit air sungai yang tinggi, sehingga tim dibagi menjadi beberapa kelompok, agar tubuh korban dapat dengan cepat ditemukan, bahkan kelompok lain bersama warga mencari hingga jarak 4 kilometer ke bagian hilir," katanya.
Baca juga: PMI ajak warga non-Muslim donor darah selama bulan Ramadhan
Meski arus sungai masih deras, beberapa orang petugas dan warga berusaha menyusuri pinggiran sungai dan selang beberapa jam melakukan pencarian, petugas berhasil menemukan tubuh korban yang sudah tidak bernyawa beberapa ratus meter terpisah dari lokasi pertama dilaporkan hilang.
"Jasad korban ditemukan sudah tidak bernyawa terseret sekitar 800 meter dari lokasi pertama kali dilaporkan hilang. Sehingga pencarian dihentikan dan jasad korban sempat dibawa ke Puskesmas setempat untuk visum sebelum diserahkan ke pihak keluarga," kata Rudi.
Kepala Desa Gelaranyar Jaenal, mengatakan selama musim penghujan pihaknya selalu memberitahu warga untuk waspada dan ekstra hati-hati saat beraktifitas terutama pemilik sawah di pinggir Sungai Cileueur yang sering meluap secara tiba-tiba dan dapat mengancam keselamatan.
Baca juga: Cianjur prioritaskan pembangunan jalan ke tempat wisata
"Kalau meluap sudah sering mungkin setiap musim penghujan, namun yang sampai menelan korban jiwa baru kali ini. Kami berharap warga lainnya yang berkebun atau bertani di pinggir sungai lebih berhati-hati karena arus bisa kapan saja tiba-tiba besar," katanya.
Sedangkan tubuh korban yang berhasil ditemukan, tutur Jaenal, langsung dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan. "Kami terus mengimbau warga untuk tetap berhati-hati dan jeli membaca tanda alam akan terjadi bencana," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Wibowo saat dihubungi Selasa, mengatakan pihaknya langsung mengirim petugas dan relawan untuk melakukan pencarian terhadap tubuh korban dengan cara menyusuri pinggiran dan tengah sungai menggunakan perahu karet dibantu warga sekitar.
"Pencarian terkendala dengan cuaca dan debit air sungai yang tinggi, sehingga tim dibagi menjadi beberapa kelompok, agar tubuh korban dapat dengan cepat ditemukan, bahkan kelompok lain bersama warga mencari hingga jarak 4 kilometer ke bagian hilir," katanya.
Baca juga: PMI ajak warga non-Muslim donor darah selama bulan Ramadhan
Meski arus sungai masih deras, beberapa orang petugas dan warga berusaha menyusuri pinggiran sungai dan selang beberapa jam melakukan pencarian, petugas berhasil menemukan tubuh korban yang sudah tidak bernyawa beberapa ratus meter terpisah dari lokasi pertama dilaporkan hilang.
"Jasad korban ditemukan sudah tidak bernyawa terseret sekitar 800 meter dari lokasi pertama kali dilaporkan hilang. Sehingga pencarian dihentikan dan jasad korban sempat dibawa ke Puskesmas setempat untuk visum sebelum diserahkan ke pihak keluarga," kata Rudi.
Kepala Desa Gelaranyar Jaenal, mengatakan selama musim penghujan pihaknya selalu memberitahu warga untuk waspada dan ekstra hati-hati saat beraktifitas terutama pemilik sawah di pinggir Sungai Cileueur yang sering meluap secara tiba-tiba dan dapat mengancam keselamatan.
Baca juga: Cianjur prioritaskan pembangunan jalan ke tempat wisata
"Kalau meluap sudah sering mungkin setiap musim penghujan, namun yang sampai menelan korban jiwa baru kali ini. Kami berharap warga lainnya yang berkebun atau bertani di pinggir sungai lebih berhati-hati karena arus bisa kapan saja tiba-tiba besar," katanya.
Sedangkan tubuh korban yang berhasil ditemukan, tutur Jaenal, langsung dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan. "Kami terus mengimbau warga untuk tetap berhati-hati dan jeli membaca tanda alam akan terjadi bencana," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022