Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengungkapkan telah mendapatkan laporan adanya 11 pasien COVID-19 terindikasi terpapar varian omicron, berdasarkan hasil uji laboratorium.
"Setelah di lab di Jakarta, di lab khusus itu 11-nya omicron, tapi ini masih bocoran," kata Helmi Budiman di Garut, Jawa Barat, Rabu.
Baca juga: Pemkab Garut serahkan bantuan 95 rumah untuk warga terdampak longsor
Ia menuturkan tim dari Dinas Kesehatan Garut melakukan uji sampel terhadap 17 pasien positif COVID-19 ke laboratorium di Jakarta yang hasilnya dilaporkan mengarah ke hasil varian omicron.
Informasi itu, kata dia, baru laporan awal untuk selanjutnya menunggu hasil pastinya agar menjadi perhatian dan diwaspadai penyebarannya dengan mematuhi protokol kesehatan.
"Saya belum mendapatkan data yang autentik" kata pria lulusan kedokteran itu.
Ia menyampaikan varian omicron dapat dikatakan lebih jinak jika dibandingkan dengan varian lainnya, seperti delta yang sudah lebih dulu menyebar di masyarakat.
Baca juga: Pemkab Garut peringati HUT ke-209 secara sederhana
Meski variannya jinak, kata dia, tetap harus diwaspadai karena khawatir dua varian itu bergabung yang akhirnya gejalanya bisa lebih berbahaya bagi penderitanya.
"Jadi dengan bergabungnya dua virus ini berbahaya, bisa jadi penyebarannya cukup ekspansi, angka kematiannya juga cukup besar," katanya.
Baca juga: KAI siap layani masyarakat untuk jalur reaktivasi Stasiun Garut-Cibatu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Setelah di lab di Jakarta, di lab khusus itu 11-nya omicron, tapi ini masih bocoran," kata Helmi Budiman di Garut, Jawa Barat, Rabu.
Baca juga: Pemkab Garut serahkan bantuan 95 rumah untuk warga terdampak longsor
Ia menuturkan tim dari Dinas Kesehatan Garut melakukan uji sampel terhadap 17 pasien positif COVID-19 ke laboratorium di Jakarta yang hasilnya dilaporkan mengarah ke hasil varian omicron.
Informasi itu, kata dia, baru laporan awal untuk selanjutnya menunggu hasil pastinya agar menjadi perhatian dan diwaspadai penyebarannya dengan mematuhi protokol kesehatan.
"Saya belum mendapatkan data yang autentik" kata pria lulusan kedokteran itu.
Ia menyampaikan varian omicron dapat dikatakan lebih jinak jika dibandingkan dengan varian lainnya, seperti delta yang sudah lebih dulu menyebar di masyarakat.
Baca juga: Pemkab Garut peringati HUT ke-209 secara sederhana
Meski variannya jinak, kata dia, tetap harus diwaspadai karena khawatir dua varian itu bergabung yang akhirnya gejalanya bisa lebih berbahaya bagi penderitanya.
"Jadi dengan bergabungnya dua virus ini berbahaya, bisa jadi penyebarannya cukup ekspansi, angka kematiannya juga cukup besar," katanya.
Baca juga: KAI siap layani masyarakat untuk jalur reaktivasi Stasiun Garut-Cibatu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022