ANTARAJAWABARAT.com,14/11 - Panen tebu di wilayah Kabupaten Cirebon, Majalengkan dan Indramayu kini sudah berakhir dengan baik karena cuaca mendukung namun produski gula tahun ini diprediksi menurun akibat rendemen rendah ditambah semakin berkurangnya lahan pertanian tebu.
"Produksi gula di daerah Pantura Cirebon, Majalengka, Kuningan hasil panen tebu tahun ini diprediksi akan mengalami penurunan akibat rendemen rendah juga lahan pertanian tebu kini semakin berkurang karena petani memilih tanaman lain," kata Kabid Perkebunan dari Dinas Pertanian,Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ade Hasan kepada wartawan di Cirebon, Senin.
Dikatakannya , Kabupaten Cirebon miliki tiga Pabrik diantaranya PG Sindalaut, PG Karangsembung, PG Tersana Baru.PG Tersana baru mampu memproduksi 33 ribu kuintal per hari, sedangkan PG Sindaglaut 18 ribu kuintal per hari, sementara PG Karangsembung 15 ribu kuintal per hari.
Ia menjelaskan, namun musim giling tahun ini semua pabrik belum memberikan laporan produksi mereka sehingga pihaknya hanya memperkirakan hasil produksi gula akan anjlok, karena rendemen rendah saat musim kemarau selain itu kurang dari 600 hektare berubah fungsi.
Awalnya lahan pertanian tebu di daerah Cirebon sekitar 7000 hektere, setahun sebelumnya berkurang diperkirakan 600 hektare kini berubah menjadi sawah, sehingga dampaknya cukup tinggi terhadap produksi gula di Jawa Barat.
Sementara itu Kusin salah seorang petani tebu di Cirebon mengaku, musim tanam tebu tahun lalu kurang maksimal, usia tebang tebu masih muda sehingga gula yang dihasilkan berekurang karena kualitasnya rendah selain itu rendemen hanya kurang dari 6,8 persen padahal idealnya harus mencapai 12 persen.
Ia menambahkan, diperirakan produksi gula tahun ini akan mengalami penurunan akibat tanaman tebu kurang maksimal, selain itu lahan tebu di Pantura terus berkurang mereka enggan kembali tanam tebu karena sering merugi, kini memilih tanaman lain seperti padi dan sayuran.
Menurut dia, petani tebu di Kabupaten Cirebon butuh berbagai sarana untuk memperbaiki produksi, kini saluran irigasi yang diperlukan memasok air rusak memasuki kemarau mengering sehingga pertumbuhan tanaman tebu terhambat dampaknya hasil kurang memuaskan.
Tarwita salah seorang petani tebu di Kabupaten Cirebon, menambahkan, hasil panen tebu tahun ini anjlok karena usai tanaman tebu kurang maksimal akibat panen tahun sebelumnya terlambat cuaca buruk selain ongkos tebang mahal, biaya transportasi membengkak.
"Tingginya biaya tebang dan angkutan kendaraan sejumlah petani mengeluh, namun kini hasil panen mereka terpuruk akibat rendahnya rendemen, meski panen musim kemarau jika hasilnya kurang maksimal petani tetap mengalami kerugian ,"katanya.***5***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
"Produksi gula di daerah Pantura Cirebon, Majalengka, Kuningan hasil panen tebu tahun ini diprediksi akan mengalami penurunan akibat rendemen rendah juga lahan pertanian tebu kini semakin berkurang karena petani memilih tanaman lain," kata Kabid Perkebunan dari Dinas Pertanian,Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ade Hasan kepada wartawan di Cirebon, Senin.
Dikatakannya , Kabupaten Cirebon miliki tiga Pabrik diantaranya PG Sindalaut, PG Karangsembung, PG Tersana Baru.PG Tersana baru mampu memproduksi 33 ribu kuintal per hari, sedangkan PG Sindaglaut 18 ribu kuintal per hari, sementara PG Karangsembung 15 ribu kuintal per hari.
Ia menjelaskan, namun musim giling tahun ini semua pabrik belum memberikan laporan produksi mereka sehingga pihaknya hanya memperkirakan hasil produksi gula akan anjlok, karena rendemen rendah saat musim kemarau selain itu kurang dari 600 hektare berubah fungsi.
Awalnya lahan pertanian tebu di daerah Cirebon sekitar 7000 hektere, setahun sebelumnya berkurang diperkirakan 600 hektare kini berubah menjadi sawah, sehingga dampaknya cukup tinggi terhadap produksi gula di Jawa Barat.
Sementara itu Kusin salah seorang petani tebu di Cirebon mengaku, musim tanam tebu tahun lalu kurang maksimal, usia tebang tebu masih muda sehingga gula yang dihasilkan berekurang karena kualitasnya rendah selain itu rendemen hanya kurang dari 6,8 persen padahal idealnya harus mencapai 12 persen.
Ia menambahkan, diperirakan produksi gula tahun ini akan mengalami penurunan akibat tanaman tebu kurang maksimal, selain itu lahan tebu di Pantura terus berkurang mereka enggan kembali tanam tebu karena sering merugi, kini memilih tanaman lain seperti padi dan sayuran.
Menurut dia, petani tebu di Kabupaten Cirebon butuh berbagai sarana untuk memperbaiki produksi, kini saluran irigasi yang diperlukan memasok air rusak memasuki kemarau mengering sehingga pertumbuhan tanaman tebu terhambat dampaknya hasil kurang memuaskan.
Tarwita salah seorang petani tebu di Kabupaten Cirebon, menambahkan, hasil panen tebu tahun ini anjlok karena usai tanaman tebu kurang maksimal akibat panen tahun sebelumnya terlambat cuaca buruk selain ongkos tebang mahal, biaya transportasi membengkak.
"Tingginya biaya tebang dan angkutan kendaraan sejumlah petani mengeluh, namun kini hasil panen mereka terpuruk akibat rendahnya rendemen, meski panen musim kemarau jika hasilnya kurang maksimal petani tetap mengalami kerugian ,"katanya.***5***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011